Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
4 Cara Mudah Mengenali Ban Bekas Vulkanisir
22 November 2018 20:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Selain ban baru maupun ban bekas, ada satu jenis ban lagi yang beredar di pasaran. Ban tersebut adalah ban vulkanisir (rekondisi) yang dibuat dari ban bekas dan dibuat lagi sedemikian sehingga menjadi seperti ban baru.
ADVERTISEMENT
Caranya, ban bekas yang sudah botak dan tidak layak pakai dikerik lagi permukaannya sehingga menciptakan alur seperti semula. Ban tersebut memiliki alur yang lebih dalam lagi meski sudah melewati batas Thread Wear Indicator (TWI).
Hanya saja ban ini tidak sepi peminat. Penjualnya berani menawarkannya dengan pembungkus sehingga tampilannya seperti baru dan menariknya dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Menjawab hal ini, Brand Manager Corsa Salomon Manalu berbagi tips untuk bisa membedakan mana ban baru dengan ban hasil rekondisi yang biasanya dijual di pinggir jalan.
Pertama, perhatikan warna garis yang biasanya ada pada ban baru . Ban baru yang keluar dari pabrik biasanya terdapat garis warna yang menentukan jenis dan ukuran ban.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya bisa dilihat dari garis warna yang ada pada ban tersebut. Kalau dibuka tidak ada garis warna di telapaknya, itu dipastikan bukan ban baru," papar Salomon saat ditemui di Jakarta, Kamis (22/11).
Selanjutnya, teliti alur ban. Ban baru memiliki alur ban yang rapi dan presisi karena dibuat secara otomatis dengan mesin, bukan buatan hasil cukilan.
"Kedua bisa dilihat dari ulirnya itu, apakah dibuat rapi atau tidak, biasanya ban yang dicungkil ulang itu biasanya tidak rata," ia menambahkan.
Namun jauh sebelum itu, cek dahulu pembungkusnya. Bungkus ban bekas biasanya menggunakan kemasan ban bekas yang tampilannya sudah kusam dan kotor.
"Harusnya bisa dilihat dari pembungkusnya, karena tentunya akan memakai bungkus bekas dan lebih kusam," ujar Salomon.
ADVERTISEMENT
Terakhir yang patut diwaspadai adalah harganya yang cenderung lebih terjangkau bila dibandingkan dengan ban baru. Jangan terima iming-iming ban baru yang dijual dengan harga murah. "Harga tentu lebih murah, karena tidak ada biaya produksi lagi cuma diulir ulang," tutup Salomon.