4 Tanda Suspensi Mobil Minta Diganti

19 Maret 2019 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
OIIlustrasi suspensi mobil. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
OIIlustrasi suspensi mobil. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Buat menunjang kenyamanan berkendara, kondisi suspensi atau shockbreaker yang mumpuni jadi salah satu kuncinya. Jadi penting untuk bisa mendeteksi lebih dini, kapan komponen kaki-kaki tersebut sudah harus diperbaiki atau diganti.
ADVERTISEMENT
Inggra Aprianto, Service Manager Nissan Bekasi Timur menyebutkan, tak hanya soal kenyamanan, memaksakan suspensi rusak tetap digunakan bisa berbahaya juga buat keselamatan.
Coba berbagi saran, Inggra setidaknya menyebutkan ada empat situasi ketika shockbreaker sudah tak lagi berfungsi maksimal. “Jadi ketika merasakan beberapa hal ini harus segera periksakan ke bengkel resmi,” ucap Inggra kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Test drive Datsun Cross Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO

1. Bantingan mobil keras

Maksudnya kata Inggra, ketika berkendara melalui jalan rusak atau minimal yang cukup banyak ditemui adalah polisi tidur, suspensi tak lagi terasa empuk.
“Fungsi peredamannya tak berjalan baik. Bahasa umumnya adalah shockbreaker tidak bermain. Korbannya adalah kenyamanan penghuni kabin yang hilang,” katanya.

2. Shockbreaker Bocor

Mendeteksi ini cukup mudah, hanya tinggal lihat saja pada bagian suspensi, apakah kondisinya tampak basah. Sentuh saja sedikit buat memastikan kalau cairan itu seperti pelumas atau air biasa.
ADVERTISEMENT
“Jadi kelihatan ada ada oli merembes dari bagian atas ke bawah. Ini jadi indikasi kalau ada kebocoran oli suspensi,” kata Inggra.

3. Mobil Limbung

Ini biasanya dirasakan ketika mobil dipacu dalam kecepatan cukup tinggi, khususnya ketika diajak bermanuver. Ini tentu akan membahayakan.
Kaca mobil yang baik bisa membuat visibilitas pengemudi maksimal. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO

4. Timbul Bunyi

Pada kecepatan rendah, Inggar menyebut, timbul bunyi yang berasal dari bagian bawah mobil khususnya tempat suspensi berada. Bunyi tersebut timbul, saat melewati polisi tidur atau jalan rusak 'ngek-ngek’ atau ‘jedug-jedug'.

Sederhana Rawat Suspensi

Inggar mengingatkan juga, cara menjaga suspensi supaya tidak cepat rusak sederhananya saja. Pertama ikuti aturan perawatan berkala, dan secara rutin --6 bulan atau 10.000 km sekali.
“Lalu, dari cara berkendara jangan sembrono, dan hindari lubang atau kalaupun harus melaluinya jangan main hajar saja, termasuk polisi tidur. Jadi harus apik dan bijaksana,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT