Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Seperti prediksi sebelumnya, banderol Mitsubishi Xpander kembali mengalami kenaikan. Pada pertengahan Februari lalu, seluruh varian Xpander dari terendah sampai tertinggi naik Rp 3 juta.
ADVERTISEMENT
Lalu tak berapa lama lagi, harganya kembali melambung pada level Rp 2 juta untuk seluruh varian.
Bila menapak tilas sedikit, pabrikan terakhir menaikkan harga beberapa varian Xpander pada Oktober 2018 lalu. Adapun harganya dari rentang Rp 201,1 juta sampai 255,9 juta.
Lewat kenaikan pertama di tahun ini, harganya menjadi 204,1 juta hingga Rp 258,9 juta. Kemudian peningkatan harga kedua rentang harganya dari Rp 206,1 juta sampai Rp 260,9 juta.
Bila kenaikan harga Xpander bulan-bulan sebelumnya karena pelemahan nilai mata uang, juga penambahan fitur --Ultimate dapat cruise control dan GLX dapat AC double blower--, kali ini tidak lain tidak bukan karena kenaikan pajak.
Head of Sales and Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menjelaskan, kenaikan tersebut berdasarkan penyesuaian pajak BBN (Bea Balik Nama) yang umumnya terjadi pada awal tahun.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang dari 2018 ke 2019 ada kenaikan harga, terus ada lagi kenaikan gara-gara BBN," buka Irwan saat ditemui di Surabaya, Senin (18/3).
Saat disinggung mengenai banderolnya yang terus melonjak dan berpotensi dicap sebagai mobil yang kemahalan, Irwan pun membantahnya. Menurutnya, dengan harga segitu konsumen masih menerima Xpander.
"Masing-masing merek punya customer base, punya konsumen loyal. Jadi seperti yang kami lihat sebetulnya Xpander dengan penjualan 100 ribu unit itu memang ambil dari customer base merek lain, dan faktanya seperti itu, price positioning kami diterima mereka," lanjut Irwan.
Soal harga Xpander yang mepet all new Livina
Xpander padahal dulunya punya varian terendah dengan banderol di bawah Rp 200 juta, kini label harganya tidak lagi bisa dibilang terjangkau, bila menyangkut faktor psikologis harga, akibat revisi banderol yang terbilang rutin ini.
ADVERTISEMENT
Justru kembaran Xpander -lah yang kini mengisi ceruk pasar tersebut dengan all new Livina varian terendah 1.5 E MT yang punya harga Rp 198,8 juta.
Kemudian bila disandingkan beberapa varian Livina yang selaras dengan varian Xpander, ternyata punya selisih harga yang beda tipis. Sebut saja Xpander Ultimate yang punya harga Rp 260,9 juta bersinggungan dengan Livina baru tipe VE seharga Rp 261,9 juta.
Irwan pun menanggapinya santai. Juga mengenai harga yang punya selisih sedikit dengan Livina bukanlah strategi aliansi Nissan-Mitsubishi, namun semata karena persaingan.
"Masing-masing punya strateginya, dari Mitsubishi yang paling kami tekankan pada konsumen adalah harga awal itu bukan dengan kompetitor, harus dilihat dari spesifikasi dan value-nya, kedua dari total cost of ownership, ketiga resale value. Nah total cost of ownership dan resale value kami unggul, biasanya konsumen akan memutuskan pembelian dari aspek itu," jawabnya.
ADVERTISEMENT
Harga Mitsubishi Xpander setelah kenaikan di bulan Maret
Xpander GLX M/T Rp 206,1 juta
Xpander GLS M/T Rp 222,6 juta
Xpander GLS A/T Rp 233,6 juta
Xpander Exceed M/T Rp 229,6 juta
Xpander Exceed A/T Rp 240 juta
Xpander Sport M/T Rp 242,2 juta
Xpander Sport A/T Rp 252,2 juta
Xpander Ultimate /T Rp 260,9 juta