Baru Pertama Kali Nyetir Jarak Jauh? Perhatikan 7 Hal Ini

24 Mei 2019 7:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi di Dalam Mobil Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi di Dalam Mobil Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Libur Lebaran akan dimanfaatkan sejumlah orang untuk mudik ke kampung halaman. Selain memanfaatkan transportasi umum, tak sedikit dari pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
Bagi yang sudah mahir dan punya jam terbang mungkin bukan masalah berkendara jarak jauh. Tapi, bagi Anda yang berniat mudik dan ini menjadi pengalaman pertama mengendarai mobil sendiri ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai.
Ya, mengemudi jarak jauh membutuhkan kewaspadaan tinggi, kemahiran berkendara serta pengetahuan yang cukup akan medan yang dilalui. Oleh karena itu, Instruktur dari Rifat Drive Labs (RDL), Andry Berlianto memberikan beberapa tips bagi para pemudik yang baru pertama kali mengemudi jarak jarak.
Kunci utama bagi pemudik pemula, menurut Andry adalah percaya diri. Hindari rasa grogi dan panik saat mengemudi. Karena dengan grogi dan panik justru akan membingungkan dan membahayakan pengendara lain.
Posisi mengemudi Wuling Almaz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
"Kunci utama sih buat pemudik pemula itu jangan panik dan percaya diri. Karena kalau kita panik itu bahaya banget bisa buyar semua," jelas Andry.
ADVERTISEMENT
Selain itu kondisi emosi juga diperhatikan. Berkendaralah dengan suasana hati yang senang. Jangan terlalu terburu-buru dan nikmatilah berkendara.
Jalur Mudik Selatan Lingkar Gentong Foto: Antara/Adeng Bustomi
Hal kedua yang perlu diperhatikan bagi pemudik pemula yaitu kenali dahulu kondisi jalan yang akan dilalui, seperti kontur jalan, lebar jalan dan kondisi di sekitar jalur tersebut.
“Nah yang kedua itu, kenali dulu jalur yang mau kita lewati seperti apa. Mungkin kita bisa browsing atau melihat berita mudik. Ketahui apakah jalannya itu banyak menanjak dan menurun tidak, lalu sempit atau lega jalannya, dan wilayahnya rawan atau tidak. Hal ini sangat penting agar kita tidak panik dan kaget ketika melintas,” ujar Andry.
ADVERTISEMENT
Andry juga mengimbau bagi para pemudik pemula untuk menyiapkan skema atau rencana cadangan ketika rencana awal tidak berjalan sebagaimana mestinya. Seperti pelajari jalur-jalur alternatif, persiapkan kontak darurat seperti rumah sakit, bengkel, derek atau posko mudik.
Memakai Google Maps di ponsel Foto: Foto: Ingo Joseph via Pexels (CC0 Public Domain)
Gunakan aplikasi-aplikasi handphone yang dapat membantu di perjalanan seperti aplikasi navigasi, aplikasi untuk informasi SPBU dan lain-lain.
Selain mempersiapkan rute, pengemudi pemula juga dianjurkan untuk memahami mobil yang akan digunakan. Seperti jarak pandangan mobil tersebut, jarak pengeremannya, letak tangki bahan bakar, letak bukaan kap mesin, letak ban serep dan lain-lain.
Ilustrasi ban serep (cadangan) Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
“Lalu yang tidak kalah penting itu haruslah pahami dulu mobil yang akan digunakan. Seperti jarak pandangan mobil ini seperti apa, letak tangki bensin dimana, letak bukaan kap mesin dimana, letak ban serep dimana. Jangan sampai ketika kondisi darurat, kita tidak tahu letak-letak itu,” ujar Andry.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tak ada salahnya bagi Anda pemudik pemula untuk terlebih dahulu berlatih di dalam kota dengan mobil tersebut. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk pengenalan Anda dengan mobil tersebut.
Ilustrasi kemacetan saat mudik. Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Untuk waktu perjalanannya, Andry menyarankan sebaiknya bagi para pemudik pemula agar melakukan pada siang hari. Perjalanan mudik di siang hari dinilai lebih aman bagi para pemudik pemula karena lebih terang sehingga dapat memudahkan bagi pemudik pemula ketika melihat petunjuk jalan dan rambu-rambu.
Tak lupa, Andry mengingatkan agar para pemudik pemula melakukan manajemen istirahat, dan jangan memaksakan melanjutkan perjalanan ketika sudah merasa lelah.
Ilustrasi mengantuk saat mengemudi. Foto: Shutter Stock
"Biasanya, pemudik pemula ini kan belum terbiasa nyetir dengan durasi waktu yang lama. Jadi akan cenderung mudah lelah, mudah pegal dan mudah ngantuk. Ya, sebaiknya sering-sering saja istirahat, idealnya sih 2-3 jam sekali lah berhenti untuk meregangkan otot dan menghilangkan stres karena macet," beber Andry
ADVERTISEMENT
Tak ada salahnya Anda mengajak rekan atau saudara yang dapat mengemudi juga. Tentu hal tersebut akan berguna untuk menggantikan Anda ketika sudah merasa lelah untuk mengemudi.
Terakhir Andry juga berpesan agar tak lupa untuk mematuhi segala rambu lalu lintas, serta perhatikan arahan dari aparat lalu lintas di sepanjang jalur mudik.