news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Biar Nyaman, Ganti V-Belt Motor Matik Tiap 2 Tahun

16 April 2019 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah  dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Beda dari motor manual yang menggunakan rantai dan gear sebagai komponen penggerak, motor matik pakai v-belt atau sabuk penggerak guna media penyaluran tenaga mesin.
ADVERTISEMENT
Hanya saja sebagai komponen yang terus bergerak, jangan abaikan kondisinya. Apalagi akibat gesekan yang ditimbulkan, selain panas yang bisa mengurangi umur pakainya, v-belt juga bisa berkurang kualitasnya sehingga berakibat pada penurunan performa mesin.
Umumnya, v-belt punya umur pakai hingga 24 ribu km atau dua tahun sejak motor pertama kali digunakan. Juki, penggawa bengkel spesialis motor matik R59 Matic Shop menuturkan, sebaiknya langsung ganti kalau kondisi v-belt mulai pecah-pecah.
CVT Skutik Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
"Gampangnya bengkokin aja lihat v-belt-nya, kalau udah retak pecah-pecah ya langsung ganti, misal dipaksain jalan takutnya putus malah mogok rusak semua," ujarnya kepada kumparan, Selasa (16/4).
Namun selain memantau dari fisiknya, v-belt yang mulai aus bisa dirasakan dari rasa berkendaranya. "Kalau motor udah digas tapi kurang responsif terus tiba-tiba ngisi lagi tenaganya, ya itu soalnya belt-nya kan udah enggak bagus lagi kerjanya," tambah Juki.
ADVERTISEMENT
Jelasnya lagi, umur dua tahun bukan jaminan umur maksimal kalau v-belt harus diganti. Kalau sering menghentakan gas, atau membetotnya untuk akselerasi yang cepat, maka umur v-belt jadi lebih pendek.
Bongkar blok CVT Honda Vario 125 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Adapun untuk penggantian v-belt ini bisa menggunakan produk bawaan atau belt aftermarket atau racing yang ada di pasaran. Hanya saja pastikan kalau panjangnya sesuai dengan bawaan pabrikan.
Umumnya belt aftermarket dirancang bisa lebih panjang atau pendek. Bila kependekan, ada komponen penggerak yang bisa cepat rusak, sebab pada putaran awal, katanya terdapat gejala nahan atau ngeden, bila dibiarkan terus-menerus bearing bisa rusak sebab putarannya tidak sempurna.
Hal ini karena v-belt aftermarket sengaja dibuat sedikit lebih tebal untuk menjaga kualitasnya, sehingga banderolnya pun juga bisa dua kali lipat dari v-belt bawaan pabrikan. Contohnya v-belt Honda Vario bawaan pabrik yang dibanderol Rp 122 ribu, v-belt yang serupa aftermarket besutan BRT bisa dilego hingga Rp 230-an ribu.
ADVERTISEMENT
"Biasanya gitu, kalau udah sekali ganti v-belt terus pakai bawaan pabrik lagi, biasanya enggak ada satu tahun udah harus ganti lagi," tuntas Juki.