Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti dilakukan keluarga petualang bernamakan Journey of Wonder, yang melakoni perjalanan panjang keliling dunia dari Indonesia menggunakan Mitsubishi Pajero Sport.
Keluarga Journey of Wonder yang beranggotakan Eeelco Koudjis, kemudian istrinya, Iyel Koudjis, beserta dua buah hatinya, tercatat sudah melintasi 34 negara dari benua Asia, Eropa, dan Afrika, selama 11 bulan dengan jarak tempuh 65 ribu km.
Bukan sekadar petualangan keluarga biasa, Eelco punya misi penting soal pengembangan karakter anak-anaknya, juga terkait lingkungan dan pariwisata.
"Kami rasa dunia ini bagus, di luar sana banyak tempat yang bagus, beda kalau lihat di foto dan aslinya, itu sebuah pendidikan buat anak kami, mereka bisa belajar banyak di luar sekolah, karena itu jauh lebih penting untuk membentuk karakter," kata Eelco akhir pekan lalu di arena ICE BSD, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Biar mental si anak siap, sebelum memulai perjalanan lintas negara, terlebih dahulu Eelco melakukan petualangannya di pulau Jawa selama 30 hari, baru berikutnya mengawali perjalanan pada Juli 2018 lalu dari Malaysia.
"Selain itu sebagai study banding wisata Indonesia, terlihat banyak dipromosikan tapi bukan dikelola dengan benar, jadi kami mau lihat tempatnya seperti apa, siapa tahu bisa berbagi ilmu mengelola sebuah tempat wisata," tambah Eelco.
Dari tiga model SUV yang direkomendasikan, Eelco memutuskan untuk menggunakan Mitsubishi Pajero Sport Dakar 4x4. Ujarnya, SUV tersebut tangguh, irit, dan nyaman ketika melibas rintangan jalan.
Keluarganya punya panggilan kesayangan ke mobilnya itu, Cappucino. Ini karena sebelumnya Pajero Sport tersebut berwarna putih. Namun karena kondisi perjalanan, membuatnya cepat diselimuti debu dan kotoran, sehingga eksteriornya berubah warna coklat muda bak cappucino.
ADVERTISEMENT
"Pajero Sport irit, dalam keadaan normal sekitar 12 sampai 14 km per liter," katanya lagi.
Kemudian guna menunjang logistik dan kebutuhan selama perjalanan, jok baris belakang dilepas supaya ruang makin lega. Belum selesai, ada pula roof rack guna menyematkan tenda, jadi dalam satu waktu bisa berkemah di alam terbuka.
Selebihnya tak banyak ubahan yang dilakukan Eelco terhadap Pajero Sport rakitan 2017-nya ini. Paling ada penyesuaian pada sektor kaki-kaki karena beban yang dibawanya.
Bicara pengalaman seru dan menegangkan, adalah pada saat mesinnya mogok kala melintasi perbatasan Kirgistan dan Tajikistan yang didominasi kontur jalan pegunungan.
"Pernah saat melewati jalan paling tinggi di perbatasan, tidak ada aspal sama sekali. Dan pada dasarnya saat mogok banyak orang datang membantu, tapi ketika mereka buka mesinnya bingung, karena rata-rata mobil di sana umurnya cukup tua, jadi mesinnya belum seperti ini," tuturnya.
Selanjutnya pada setahun mendatang, Eelco dan keluarga akan melanjutkan petualangan yang lebih ekstrem lagi menuju Afrika.
ADVERTISEMENT
"Semoga perjalanan ini juga bisa jadi pembelajaran banyak orang untuk mengejar ambisi dan cita-citanya," ungkap Iyel menutup perbincangan itu.