Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menempuh jarak ratusan kilometer menuju kampung halaman memang menguras tenaga. Rifat Sungkar, Rifat Drive Labs -- penyedia jasa pelatihan berkendara defensive -- menyarankan pengemudi tidak memaksakan kondisi. Bila letih segera istirahat.
ADVERTISEMENT
"Dalam posisi nyetir terus (jalanan lancar) tiap tiga jam sekali harus istirahat. Tapi, kalau kondisinya macet boleh empat jam sekali," kata Rifat saat ditemui di kawasan Sudirman, Rabu (7/6) malam.
Ia menegaskan, faktor keselamatan harus menjadi prioritas pemudik. Jangan sampai karena mengejar waktu mengabaikan hal tersebut.
"Saat mudik biasanya kita ingin cepat sampai, itu pola pikir salah. Sepanjang perjalanan kita harus dalam kondisi enjoy, enggak boleh diuber waktu," dia menambahkan.
Lebih lanjut, dia pun menambahkan bahwa perjalanan selama mudik sudah barang tentu akan lebih lama dibandingkan kondisi biasa.
"Dalam situasi mudik, pengendara harus kaliin tiga dari waktu berkendara kondisi biasa. tiga kali itu untuk waktu cepat sampai dan lambatnya bisa lima kali lipatnya," tutur dia.
ADVERTISEMENT
[Baca juga: 6 Juta Motor dan 3,4 Juta Mobil Akan Mudik Tahun ini ]
Sebab, volume kapasitas jalan raya di Indonesia sudah mencapai kondisi hampir maksimum pada hari biasa.
"Kalau hampir peak kita bisa dapet target time. Tapi begitu peak banget kita enggak mungkin dapetin target time tersebut," tukasnya.