Konsumen Mercy Lebih Tertarik Bunga Rendah daripada DP 0 Persen

7 Februari 2019 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mercedes-Benz GLA Foto: dok. MBDI
zoom-in-whitePerbesar
Mercedes-Benz GLA Foto: dok. MBDI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah lewat POJK Republik Indonesia Nomor 35 /Pojk.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, mempersilahkan buat leasing yang memenuhi syarat (NPF < 1 persen) untuk memberikan DP (down payment/uang muka) 0 persen.
ADVERTISEMENT
Fasilitas itu diberikan buat pembeli kendaraan bermotor, yang harapannya ini bisa menstimulasi penjualan motor dan mobil di dalam negeri.
Terkait dengan aturan baru itu, Deputy Director, Sales Operation & Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan konsumennya lebih tertarik dengan bunga rendah daripada DP nol persen.
“Kalau kami melihat Mercy ini belum ada lonjakan drastis dengan aturan tersebut, karena memang secara DP konsumen Mercy sudah siap, mereka sudah ada budget untuk itu. Cuma mungkin bunga rendah sejauh ini lebih menarik untuk segmen premium kami, itu yang menurut saya lebih menarik konsumen,” ujar Karianto, Kamis (7/1).
Sejauh ini, Karianto mengungkapkan konsumen Mercedes-Benz yang melakukan pembelian kredit, porsinya masih lebih banyak dibanding yang tunai. Meskipun secara angka, ia enggan membeberkan.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan bunga terendah yang pernah diberikan Mercy untuk konsumennya, Karianto menyebut bisa sampai 0 persen. Namun, itu diberikan pada waktu dan acara tertentu.
"Pernah juga sampai nol persen untuk tenor 1 tahun atau 2 tahun. dan intinya kami membacanya tren konsumen kami lebih ke bunga rendah," ucap Karianto.

Kapan Orang Ramai Beli Mercy

Dalam satu tahun, Karianto mencatat ada beberapa waktu di mana konsumennya ramai melakukan pembelian produk Mercedes-Benz. Paling terasa adalah pada semester kedua, karena banyaknya pameran.
"Itu tentunya sudah jadi agenda tahunan jadi konsumen kadang menunggu. Sebenarnya paruh pertama juga ada waktu peak-nya, tapi cuma pada saat menjelang Lebaran saja," ungkap Karianto.
ADVERTISEMENT