Mengapa Risiko Kecelakaan Lalu Lintas Meningkat di Bulan Puasa?

10 Mei 2019 3:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kecelakaan Lalu Lintas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kecelakaan Lalu Lintas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Momen bulan ramadhan ternyata berpotensi meningkatkan jumlah pelanggar dan kecelakaan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Menurut Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, ini terjadi karena adanya perubahan pola istirahat dari pengendara.
“Berbicara pada aspek pola istirahat, ada beberapa orang yang malah punya jadi siklus istirahat-makan yang kurang dan tak teratur, membuat tingkat kebugaran turun. Bila begitu maka kemampuan persepsi dan motorik lemah. Dampaknya orang akan sering melakukan hal-hal yang salah,” ucap Jusri kepada kumparan, Kamis (9/5).
Kemudian, karena stamina dan kebugaran turun, Jusri menyebutkan pengemudi kendaraan juga bisa rentan terbawa emosi, dan tak sabar ketika di jalan.
“Iya kemudian karena emosi itu menimbulkan pelanggaran lalu lintas, dan korelasinya dari situ adalah kecelakaan yang terjadi. Sebenarnya ini wajar,” kata Jusri.
ADVERTISEMENT
“Karena itu, pengemudi kendaraan yang menjalankan ibadah puasa, harus bisa menyikapi dengan bijak. Termasuk jangan terburu-buru ketika pulang, dan jangan kekurangan stamina saat berangkat pagi,” ucap Jusri.
Jusri merekomendasikan, agar di pagi hari kondisi tubuh tetap prima, sahurlah mendekati imsak. Setelah salat subuh, lakukan power nap sekitar 30 menitan bila sempat, baru kemudian lakukan perjalanan.
Lalu ketika pulang, sebaiknya jangan terlalu terburu-buru di jalan. Kalau bisa cari rute baru buat menghindari kemacetan. Jangan lupakan juga untuk menyiapkan bekal buka puasa di jalan, sehingga secara psikologis kita tak dituntut untuk terburu-buru sampai.
“Karena tingkat kemacetan tinggi, membuat para pengemudi berpotensi melakukan kesalahan. Pilih rute menghindari macet, dan tidak perlu terburu-buru buka di rumah. Sehingga secara psikologis tak terganggu pikiran buat terburu-buru, serta siapkan air mineral dan kurma buat jaga-jaga bila harus buka di mobil,” ujarnya.
ADVERTISEMENT