Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mitsubishi Klaim Xpander Jadi Jawara Low MPV Mesin 1,5 Liter
17 Januari 2019 13:37 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengklaim bahwa Xpander menjadi produk terlaris di kelas low multi purpose vehicle (LMPV), khususnya mesin 1,5 liter.
ADVERTISEMENT
Head of Sales and Marketing Region 1 Dept. PT MMKSI, Budi D Daulay, menjelaskan Mitsubishi Xpander bisa dikatakan sebagai market leader di LMPV. Klaim ini ia dasarkan pada angka khususnya varian mesin 1,5 liter.
Budi menjelaskan, Xpander murni bermain dengan varian mesin 1,5 liter saja. Sedangkan Toyota, jual Avanza dengan dua pilihan mesin: 1,5 liter dan 1,3 liter.
“Kalau kita lihat di varian mesin 1,5 liter saja, dipastikan Mitsubishi Xpander market leader di angka lebih dari 40 persen (market share),” kata Budi saat ditemui di bilangan Senayan, Rabu (16/1) malam.
Dia membeberkan berdasarkan data Januari-Desember, tiga berlian mengamankan angka distribusi sebanyak 75.772 unit. Sementara gabungan penjualan, menurut data Gaikindo, Toyota Avanza bermesin 1,5 liter hanya mencatatkan angka 16.755 unit.
ADVERTISEMENT
Wholesales turun di akhir 2018
Menyoal penurunan angka wholesales di semester kedua tahun 2018, Presiden Direktur PT MMKSI, Naoya Nakamura, menjelaskan ada dua penyebab. Pertama, kapasitas produksi Xpander tidak bisa mengimbangi tinggi permintaan dari konsumen.
“Karena matik permintaan tinggi kami akhirnya memangkas produksi yang manual untuk memenuhi permintaan konsumen,” paparnya.
Selain itu, faktor kedua adalah tak diberlakukannya program potongan harga alias diskon untuk Xpander. Soal yang satu ini, Naoya menjelaskan bahwa mereka sengaja tak memberlakukan diskon dengan alasan menjaga konsumen serta harga jual kembalinya.
“Kami tidak ingin memberikan memberikan pengalaman yang tidak enak pada konsumen yang sebelumnya sudah dibeli. Diskon merek lain yang mencapai 40-50 juta tidak kami tiru karena bisa berdampak buruk,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT