Pabrik Hyundai Mampu Produksi 250 Ribu Unit Mobil per Tahun

30 Juni 2019 17:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengamati teknologi yang diterapkan pada mobil fuel cell Hyundai Nexo di Seoul, (25/6). Foto: Dok. Kementerian Perindustrian
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengamati teknologi yang diterapkan pada mobil fuel cell Hyundai Nexo di Seoul, (25/6). Foto: Dok. Kementerian Perindustrian
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian mengumumkan realisasi investasi Hyundai Motor Company (HMC) di Indonesia akan dimulai pada 2021. Berlokasi di wilayah Jawa Barat, pabrik tersebut diharapkan mampu memproduksi 70 ribu-250 ribu unit per tahun.
ADVERTISEMENT
Rencananya ini ditegaskan pada pertemuan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Executive Vice President HMC Park Hong Jae di Seoul beberapa waktu lalu.
Targetnya, produk Hyundai yang diproduksi lokal akan dialokasikan buat pasar domestik 47 persen dan 53 persen untuk ekspor. Jenis kendaraan yang akan digarap di Indonesia, antara lain adalah SUV, MPV, hatchback, dan sedan.
“Ada industri otomotif negara Asia lain --Hyundai-- akan masuk dengan kapasitas 250 ribu unit per tahun dengan sebagian produknya akan diekspor,” ucap Airlangga kepada kumparan, Jumat (28/6).
Dalam keterangan resminya, Airlangga menyebutkan, pabrik Hyundai di Indonesia yang lokasinya masih belum dikonfirmasi tersebut akan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 orang.
“Hyundai telah menegaskan komitmen mereka untuk segera memulai investasi di Indonesia. Prinsipnya Pemerintah mendukung rencana investasi baru tersebut dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia,” tuturnya.
ADVERTISEMENT

Kendaraan listrik

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto menuturkan, pabrik Hyundai tersebut juga akan memproduksi kendaraan listrik. Sebagian besar, untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Hyundai Kona Electric Foto: dok. Carscoops
“Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” ujar Harjanto.
Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MoTIE) Korea Selatan Sung Yun Mo menambahkan, penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan tak di sektor industri baja dan kimia, tetapi juga akan menyasar ke otomotif. Investasi ini bahkan dinilai penting, lantaran bsa memperdalam struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama otomotif juga membuka kesempatan untuk penyedia komponen, dengan kebutuhan komponen kendaraan yang cukup banyak, ini bisa memperkuat juga IKM di Indonesia,” katanya.