Penyebab Kecelakaan Terbesar, Waspadai Gejala Rem Blong

3 Maret 2019 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedal rem  Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pedal rem Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fakta data yang diungkap oleh Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama 2018 berdasarkan kondisi kendaraan, penyebab terbesarnya karena gagalnya sistem rem. Jumlah kejadiannya bahkan mengalami kenaikan 32 persen.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, jumlah kecelakaan karena rem rusak (blong) ada sebanyak 7.083 kejadian. Sementara sepanjang tahun 2018 lalu, angkanya mengembang menjadi 9.333 tragedi.
Bukan angka yang sedikit, bila dibagi total hari dalam satu tahun, setidaknya ada 25 kejadian kecelakaan di seluruh Indonesia karena rem kendaraan rusak atau blong, baik itu mobil ataupun motor.
Rem Blong Picu Laka Beruntun. Foto: Nuryatin Phaksy/kumparan
Tentu saja kita tak mau kejadian tersebut terjadi pada diri kita, keluarga, teman atau orang terdekat kita. Jadi soal sistem pengereman mobil kita, jangan sampai diabaikan?
Kemudian pada tempat kedua, kondisi kendaraan yang menyebabkan kecelakaan karena kondisi kemudi yang kurang baik 4.886 kejadian. Lalu, ditempat ketiga adalah lampu tak berfungsi dengan baik 3.738 kejadian.

Antisipasi Gejala Rem Blong

Technical Training PT Astra Honda Motor (AHM), Endro Sutarno menyebut, gagalnya sistem pengereman bisa jadi karena gejala vapor lock, di mana minyak rem mendidih (karena penggunaan rem terus dan menghasilkan panas di sistem rem). Sehingga mengakibatkan penguapan yang menghasilkan 'angin palsu' pada selang rem yang akhirnya membuat rem blong.
ADVERTISEMENT
Jadi tuas rem masih dapat diayunkan namun kampas rem tidak menggigit cakram alias ngempos karena tekanan minyak rem terhalang udara yang disebut sebagai 'angin palsu' tadi.
Untuk Menantisipasi hal tersebut, pengemudi sebaiknya peka apabila merasakan gejala kinerja rem mulai berkurang, seperti saat menginjak atau menarik rem agak dalam tetapi tidak dapat mengurangi laju kendaraan, maka saat itulah ada potensi terjadi rem blong.
Pada saat itu, sebaiknya kendaraan ditepikan dan diistirahatkan terlebih dahulu. Ini dilakukan guna menurunkan suhu komponen pengereman.
Supaya mempercepat pemulihan suhunya, sistem pengereman pada kaki-kaki bisa disiram atau disemburkan dengan air biasa.
Tips lainnya agar menjaga sistem pengereman tetap optima, wajib membawa mobil ke bengkel untuk perawatan berkala. Ritual ini jangan sampai terbengkalai, karena pada saat itu semua komponen diperiksa performanya termasuk rem.
ADVERTISEMENT