Plus Minus Motor Royal Enfield di Mata Komunitas

28 Oktober 2018 18:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Royal Enfield Classic (Foto: dok. Royal Enfield)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield Classic (Foto: dok. Royal Enfield)
ADVERTISEMENT
Motor retro Royal Enfield mendapat tanggapan yang beragam dari salah satu komunitasnya yakni Royal Rider Indonesia atau disingkat Rori. Adnan Maddanatja, seorang perwakilan dari Rori menyebut berbagai motor Royal Enfield termasuk Classic 500 nyaman dikendarai sekaligus bila jadi tunggangan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
"Gue nyaman pakainya, tenaga sama torsi oke lah ya, cuma jangan dibandingin motor lain terutama motor Jepang, kan dia langsung konstan ya kalau ini enggak, cukup lah buat sehari-hari. Kebetulan gue juga pernah pakai setelah keluar tol Suramadu kan lurus tuh, itu gue coba bisa sampai 125 km/jam," terangnya saat bincang santai di gelaran Mods VS Rockers di Bintaro, Tangerang, Minggu (27/10).
Meski menawarkan kenyamanan, pria murah tawa ini juga menjelaskan kalau motor Royal Enfield memiliki kelemahan berupa getaran yang sangat terasa. Untuk itu beberapa anggota di komunitasnya memiliki beberapa cara guna meminimalisirnya.
"Tapi tetap mesti ada yang diganti, contohnya setang, kalau pakai yang bawaan itu agak berat dan getar, akhirnya gue pakai yang agak panjang, untuk belok-belok asyik sama enggak terlalu getar juga," sambung Adnan.
Adnan Maddanatja dari komunitas Royal Riders Indonesia (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Adnan Maddanatja dari komunitas Royal Riders Indonesia (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
"Ada juga beberapa yang coba menghilangkan getar itu setangnya disuntik sealant, mungkin peredam getarnya di situ katanya lumayan mengurangi getar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain getar, penggawa workshop Kreasi Produksi di bilangan Ceger, Pondok Aren ini juga menyebut kalau pemilik Royal Enfield harus rutin mengecek segala baut yang ada. Ini karena getaran mesinnya berpotensi membuat baut yang menempel bisa kendor.
Royal Enfield Classic 500 dan Himalayan di acara Mods VS Rockers Indonesia (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Royal Enfield Classic 500 dan Himalayan di acara Mods VS Rockers Indonesia (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
"Kalau kekurangannya harus rajin ngecek semua baut, kan getarannya tinggi nih, sebulan sekali cek aja, kadang pernah kendor di intake manifold sama di baut rem," imbuhnya.
Masih dijelaskan Adnan, banyak pemilik motor Royal Enfield termasuk dirinya yang langsung mengganti knalpot untuk mendongkrak tampilan dan kegarangannya.
"Kalau di komunitas macam-macam ya, rata-rata kalau enggak ganti setang ya ganti knalpot, mungkin kurang gahar suaranya ya makanya ganti knalpot," tambahnya lagi.
Motor Royal Enfield (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Motor Royal Enfield (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Namun di samping kelemahan tersebut Adnan juga mengakui bahwa motor Royal Enfield termasuk moge yang biaya perawatannya murah ditambah memiliki konsumsi bahan bakar yang terbilang efisien untuk seukuran motor berkapasitas mesin 500 cc.
ADVERTISEMENT
"Kalau bensin irit ya, gue sering touring itu 1 banding 25 kilometer bisa dan perawatannya murah. Contohnya kampas rem belakang itu harganya enggak sampai Rp 50 ribu, tali gas itu Rp 85 ribu, sama tali kopling Rp 50 ribu, jadi ya moge paling murah itu ya Royal Enfield," tutupnya sambil diselingi tawa.