Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebagai pemain baru pabrikan roda empat di Indonesia, Esemka mendapatkan berbagai macam respons. Tak terkecuali dari penguasa pasar otomotif terbesar saat ini, Toyota.
ADVERTISEMENT
"Pada prinsipnya kami senang, maksudnya pasar di Indonesia dengan banyaknya pemain termasuk Esemka dan lainnya, itu pasti membantu untuk menggairahkan pasar juga," kata Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Esemka menurut Anton, bisa jadi pemicu lahirnya segmentasi maupun pasar baru. Sehingga nantinya bisa dimanfaatkan pabrikan buat melahirkan produk anyar yang lebih tepat sasaran.
Ya kalau bisa diumpamakan seperti saat Datsun Go+ lahir, tak berapa lama kemudian Toyota meluncurkan Calya dengan diferensiasi transmisi matik untuk merebut pasar.
"Apapun produk yang diluncurkannya memang satu sisi adalah kompetisi, tapi kami merasa dengan adanya produk baru juga akan menggairahkan pasar dan pada saat pasarnya berkembang, Toyota bisa hadir di situ juga nanti," jelasnya lagi.
Selain menjagokan Bima sebagai produk debutan, PT Solo Manufaktur Kreasi yang jadi perusahaan perakitan Esemka juga tengah menyiapkan portofolio lainnya lewat berbagai wujud mobil. Mulai dari SUV, pikap kabin ganda, sampai MPV berdaya angkut banyak layaknya Toyota HiAce.
ADVERTISEMENT
Sayangnya Esemka masih menutup rapat bagaimana prospek mobil-mobilnya itu. Padahal saat peresmian pabrik di Boyolali, Jawa Tengah, Esemka Digdaya maupun Garuda 1 terparkir rapi seakan menunggu waktu untuk dilepas ke pasaran.
Hanya saja ketika disinggung lebih jauh soal kompetisi ini, Anton lebih memilih enggan mengomentarinya. Pun saat model-model Esemka dinilai punya banderol yang lebih terjangkau, Anton tidak mau berpendapat lebih jauh.
"Saya tidak bisa berkomentar soal kompetitor ya, kalau strategi Toyota saya bisa, tapi kalau soal Esemka mungkin mereka punya strateginya sendiri ya," tutup Anton.