Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Soal Absennya Fitur VVA di All New Yamaha R25
9 November 2018 17:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Direktur Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Minoru Morimoto saat memaparkan Yamaha R25 terbaru.
"Perubahan terjadi pada desain yang lebih aerodinamika dan berdampak pada naiknya top speed lebih kencang 8 km per jam. Tidak ada perubahan di mesin, masih sama seperti generasi sebelumnya," jelas Morimoto pada pembukaan Media Test Ride Yamaha R25 dan FreeGo di arena Sirkuit Sentul, Bogor.
Ini artinya Yamaha R25 terbaru masih mengusung mesin 250 cc berpendingin cairan DOHC 2 silinder yang memproduksi tenaga 35,5 dk pada 12.000 rpm dan torsi 28,6 Nm pada 10.000 rpm lewat transmisi manual 6 percepatannya.
Lalu kenapa Yamaha R25 terbaru tidak mengusung teknologi VVA (Variable Valve Actuation) seperti motor-motor keluaran terbarunya?
ADVERTISEMENT
General Manager Aftersales Service & Motorsport PT YIMM M. Abidin mengatakan, meski tidak ada ubahan pada mesinnya, mesin 250 cc pada R25 lawas masih dikatakan memberikan performa yang baik.
"Sebenarnya kalau mesin sudah terbukti sangat reliable dari tahun 2014, meskipun kami sempat mengadakan recall dua kali. Dan ternyata boleh dibilang (mesin R25) sangat reliable," jelasnya.
Alasan lain Yamaha Indonesia tidak memproduksi teknologi VVA pada R25 karena perihal teknis dan kurang cocok pada mesin Double Over Head Camshaft alias DOHC.
"Konteksnya VVA kan menempatkan dua cam dalam satu poros, biasanya cocok untuk tipe SOHC. Kalau DOHC nempatinnya harus dua, dan itu kan sudah tersinkronisasi, tidak gampang dan harganya akan mahal apalagi dua silinder, jadi dianggap sudah cukup dengan menggunakan DOHC yang sekarang," sambungnya.
Teknologi VVA Yamaha
ADVERTISEMENT
Sederhananya teknologi VVA bekerja berdasarkan putaran mesin, bukan kecepatan. Ada dua macam profil cam yang aktif dan kerjanya bergantung pada besarnya putaran mesin.
Pertama ada cam isap yang mendistribusikan tenaga selalu terisi pada putaran bawah dan satu profil cam lainnya yang membuat mesin lebih bertenaga pada putaran atas.
Lewat penggunaan dua profil cam yang berbeda ini, memungkinkan penyesuaian asupan bahan bakar saat putaran mesin rendah atau tinggi, sehingga membuat tenaga mesin merata di seluruh putaran mesin, istilahnya anti boyo.