5 Riset Peraih Ig Nobel Prize 2018, Parodi Serius Nobel Prize (Part 2)

16 September 2018 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penganugerahan Ig Nobel Prize 2018 (Foto: ImprobableResearch/YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Penganugerahan Ig Nobel Prize 2018 (Foto: ImprobableResearch/YouTube)
ADVERTISEMENT
Tahun ini ada 10 bidang kategori untuk peraih penghargaan Ig Nobel Prize. Ajang penganugerahan tersebut baru saja selesai diselenggarakan pada Kamis (13/9) malam di Sanders Theater yang berada di Harvard University.
ADVERTISEMENT
Didirikan pada tahun 1991, Ig Nobel Prize adalah bentuk parodi dari Nobel Prize alias Penghargaan Nobel. Ajang penghargaan ini diselenggarakan untuk menghormati "pencapaian-pencapaian yang mulanya membuat orang tertawa, dan kemudian membuat mereka berpikir."
Lima dari 10 bidang kategori yang ada dalam penghargaan ini telah dipaparkan dalam tulisan sebelumnya. Dalam tulisan kali ini, kumparanSAINS akan memaparkan karya-karya penelitian para peneliti yang meraih penghargaan parodi serius ini dalam lima bidang kategori lainnya, sebagaimana dikutip dari Ars Technica.
1. Bidang Literatur
Peneliti: Thea Blackler, Rafael Gomez, Vesna Popovic, dan M. Helen Thompson
Tertawalah: Mereka mendokumentasikan bahwa kebanyakan orang yang menggunakan produk yang rumit tidak membaca buku petunjuknya.
Maruli membaca buku (Foto: @marulitampubolon777/Instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Maruli membaca buku (Foto: @marulitampubolon777/Instagram)
Pikirkan: Orang-orang yang mendesain berbagai produk seperti telepon seluler, pemutar DVD, dan sebagainya sering mengeluh bahwa pelanggan tidak membaca buku manual yang diberikan dan dengan demikian tidak pernah memanfaatkan sepenuhnya semua fitur canggih yang menakjubkan dari produk-produk tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, para pelanggan merasa kewalahan oleh "fitur gembung" produk-produk tersebut dan tidak merasa buku manualnya tidak begitu berguna. Jadi mereka lebih sering memilih untuk mencari tahu sendiri dengan mengutak-atik langsung produk-produk tersebut.
Dalam hasil penelitian ini para peneliti menulis, "Hidup terlalu singkat untuk RTFM (read the f*cking manual)."
Diharapkan, memahami siapa yang melakukan dan tidak RTFM dapat membantu perusahaan merancang panduan yang lebih baik di masa depan. Meskipun nantinya sebagian besar dari kita masih tidak akan membacanya.
2. Bidang Nutrisi
Peneliti: James Cole
Tertawalah: Dia menghitung bahwa asupan kalori dari diet manusia-kanibalisme secara signifikan lebih rendah daripada asupan kalori dari kebanyakan makanan daging tradisional lainnya.
Ilustrasi organ tubuh manusia. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi organ tubuh manusia. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Pikirkan: Mengapa ada orang yang ingin menghitung nilai gizi tubuh manusia, padahal orang tersebut bukanlah bagian dari kelompok pemangsa sesama manusia? Begitulah mungkin pertanyaan yang muncul jika melihat tindakan Cole yang begitu tertarik mempelajari kasus-kasus kanibalisme langka sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Ternyata dari hasil penelitiannya diketahui, tubuh manusia tidak terlalu tinggi nilai gizinya, apalagi jika dibandingkan dengan jenis daging lainnya. Ini menunjukkan bahwa ada alasan sosial dan budaya tertentu pada orang-orang yang mempraktikkan kanibalisme.
3. Bidang Perdamaian
Peneliti: Francisco Alonso, Cristina Esteban, Andrea Serge, Maria-Luisa Ballestar, Jaime Sanmartin, Constanza Calatayud, dan Beatriz Alamar
Tertawalah: Mereka mengukur frekuensi, motivasi, dan efek berteriak dan memaki saat mengendarai mobil.
membunyikan klakson mobil (Foto: dok. Arlington)
zoom-in-whitePerbesar
membunyikan klakson mobil (Foto: dok. Arlington)
Pikirkan: Sebagian besar dari kita cenderung untuk bergumam sedikit senonoh ketika terjebak dalam kemacetan lalu lintas, tetapi kira-kira seperempat dari kita sangat agresif untuk berteriak dan mengutuk pengemudi lain, terutama begitulah yang tampak di Spanyol.
Para peneliti tersebut mempelajari frekuensi perilaku ini dan kemungkinan faktor stres di belakangnya, serta dampaknya terhadap keselamatan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang melihat perilaku semacam itu sebagai relatif tidak berbahaya. Padahal sebenarnya, berdasarkan hasil penelitian mereka ini, tingkat agresi itu terkait dengan tingkat kecelakaan yang lebih tinggi dan kecelakaan merupakan penyebab terbesar kematian dan cedera di seluruh dunia.
4. Bidang Pengobatan Reproduksi
Peneliti: John Barry, Bruce Blank, dan Michel Boileau
Tertawalah: Mereka menggunakan prangko untuk menguji apakah organ seksual laki-laki berfungsi dengan baik —seperti yang dijelaskan dalam penelitian mereka yang berjudul "Pemantauan Nocturnal Penile Tumescence dengan Prangko."
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
Pikirkan: Impotensi adalah yang memalukan bagi kaum pria. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan antara impotensi yang "psikogenik" dan impotensi yang memiliki penyebab fisik yang mendasarinya adalah apakah pasien mengalami ereksi saat tidur atau tidak. Nah, nocturnal penile tumescence (NPT) yang diteliti ini artinya adalah ereksi spontan dari penis selama tidur atau pun bangun.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui kondisi NPT ini, Anda mungkin bisa menghubungkan penis Anda ke perekam pengukur regangan di malam hari atau meminta pasangan seksl Anda untuk memeriksa ereksi Anda di malam hari. Tapi tentunya jauh lebih mudah untuk membungkus penis Anda dengan "cincin prangko" (serupa dengan ukuran untuk segel Natal) pada malam hari dan kemudian memeriksa pada pagi harinya apakah semalam cincin prangko itu rusak karena ereksi.
5. Bidang Ekonomi
Peneliti: Lindie Hanyu Liang, Douglas Brown, Huiwen Lian, Samuel Hanig, D. Lance Ferris, dan Lisa Keeping
Tertawalah: Mereka menyelidiki apakah efektif bagi karyawan untuk menggunakan boneka Voodoo untuk membalas dendam terhadap atasan yang kasar.
Boneka Voodoo  (Foto: Cornelius Bintan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Boneka Voodoo (Foto: Cornelius Bintan/kumparan)
Pikirkan: Para peneliti mengatakan, "Sulit untuk menawarkan implikasi praktis langsung dari penelitian kami." Tetapi, menurut hasil penelitian mereka, jika Anda memiliki seorang bos yang secara rutin mempermalukan Anda di hadapan publik, mengambinghitamkan Anda, atau memberikan perilaku kasar lainnya, kemungkinan Anda akhirnya akan membalas perilaku tersebut sebagai upaya spontan untuk mengembalikan rasa keadilan versi Anda.
ADVERTISEMENT
Hal itu ternyata malah meningkatkan ketegangan dan bisa berakibat buruk pada laba perusahaan.
Nah menurut hasil penelitian mereka, menusuk boneka Voodoo yang mewakili atasan Anda dengan jarum bisa menjadi katarsis. Ini adalah salah satu alat psikologis untuk memperbaiki keseimbangan perasaan Anda yang merasa dirugikan, dan itu dapat memacu diskusi tentang strategi non-konfrontatif lainnya untuk menangani masalah umum di tempat kerja.