Arkeolog Klaim Temukan Pulau ‘Atlantis’ Inggris di Laut Utara

14 Juni 2019 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Atlantis. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Atlantis. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan Pulau ‘Atlantis’-nya Inggris. Pulau tersebut, mereka yakini, pernah menjadi rumah bagi ribuan orang pada 8.000 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kini wilayah permukiman ribuan orang itu, para arkeolog sebut, berada di dasar Laut Utara di Samudra Atlantik. Mereka percaya pulau itu tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut pada Zaman Es terakhir.
Dalam beberapa dekade terakhir sejumlah orang yang beraktivitas di wilayah laut tersebut, seperti nelayan dan pekerja minyak lepas pantai, telah menemukan beberapa tulang belulang, batu-batuan, dan sisa-sisa manusia di Brown Bank, ekosistem laut yang terletak 80 kilometer di sebelah barat pantai Belanda. Jejak kebudayaan yang ditemukan di wilayah yang sekarang bernama Doggerland itu mengindikasikan adanya masyarakat prasejarah yang mungkin pernah bermukim di sana.
Untuk mencari jejak kebudayaan di wilayah itulah, para arkeolog kemudian melakukan eksplorasi. Dengan menggunakan teknik akustik dan mengekstraksi sampel-sampel fisik dari dasar laut, para peneliti kemudian menemukan tiga situs bawah laut yang secara arkeologis dan geologis punya potensi menarik untuk diselidiki lebih dalam karena diduga kuat dulunya merupakan wilayah permukiman manusia.
Rute kapal penelitian yang menunjukkan area survei terperinci di sekitar Doggerland. Foto: VLIZ/Europe's Lost Frontiers
"Ini adalah proyek yang sangat menarik untuk dikerjakan," kata Martin Bates, geoarkeolog dari University of Wales Trinity Saint David yang menjadi salah satu peneliti dalam riset ini, dalam sebuah pernyataan resminya, seperti dikutip dari IFL Science.
ADVERTISEMENT
“Pekerjaan kami adalah memeriksa semua inti yang telah dibor ke dasar laut dan merekonstruksi kondisi geologi lingkungan yang berubah selama 100.000 tahun terakhir. Dari informasi ini, kami dapat menunjukkan dengan tepat tempat-tempat yang mungkin ada di bawah dasar laut dan mungkin memiliki bukti aktivitas leluhur kita yang tinggal di bentang alam yang sekarang hilang.”
IFL Science melansir, arkeolog menduga wilayah atau situs pertama merupakan pertemuan utama dari sistem sungai kuno yang menyediakan drainase sentral ke daerah tersebut tatkala lapisan es mencair dan permukaan air laut naik sekitar 100.000 tahun yang lalu. Wilayah kedua diyakini merupakan lembah sungai prasejarah. Sementara wilayah terakhir, yang dikenal sebagai Brown Bank, dibentuk oleh punggungan pasir sepanjang 30 kilometer.
Beberapa batu yang diyakini digunakan manusia zaman dulu yang ditemukan di Doggerland. Foto: Universitas Bradford
Di wilayah Brown Bank, tim peneliti menemukan dua artefak batu yang diyakini digunakan oleh manusia zaman dulu, salah satunya adalah sepotong batu kecil yang diduga digunakan sebagai batu pembuat api dan sepotong batu yang lebih besar yang diduga merupakan bagian ujung dari palu batu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga menemukan gambut dan kayu purba. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut dulunya merupakan area hutan. Adapun peralatan batu yang ditemukan menunjukkan bahwa daerah tersebut dulunya adalah rumah bagi peradaban kuno sebelum terendam.
Para peneliti berharap bisa menggunakan informasi ini untuk lebih memahami wilayah tersebut dalam konteks yang lebih besar. Selain itu mereka juga berharap informasi ini bisa berguna untuk merencanakan ekspedisi pengambilan sampel lain di masa depan untuk memberi gambaran kehidupan kuno di Inggris.