Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
AS Ingin Menswastakan Stasiun Luar Angkasa Internasional
12 Februari 2018 21:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk mengakhiri pendanaan tersebut, pemerintah AS mengharapkan stasiun antariksa tersebut bisa segera didanai oleh swasta.
Saat ini, bukan hanya astronaut dari Amerika Serikat. Kru yang bertugas di ISS juga terdiri dari kosmonaut dari Rusia dan astronaut dari Jepang, Kanada, dan Eropa yang melakukan studi terhadap lingkungan orbit Bumi rendah.
“Keputusan untuk menyudahi dukungan langsung pemerintah kepada ISS di tahun 2025 tidak semata-mata membuat ISS harus berhenti mengorbit,” kata sebuah dokumen internal NASA .
Dalam dokumen itu tertulis, masih memungkinkan ada pihak swasta yang mampu mengoperasikan elemen-elemen tertentu dari ISS sebagai bagian dari sebuah platform komersial di masa depan.
“NASA akan mengembangkan kerja sama internasional dan komersial pada tujuh tahun mendatang untuk memastikan agar manusia tetap bisa memiliki akses ke orbit Bumi rendah,” lanjut dokumen tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Trump akan mengajukan dana sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun untuk ISS hingga 2019 untuk mempermudah pengembangan dan persiapan ISS dalam memasuki pasar komersial.
Untuk memastikan kelancaran transisi kepada swasta, Gedung Putih meminta pihak swasta untuk melakukan analisis pasar dan rencana pengembangan ISS.
Belum diketahui secara pasti bagaimana pihak swasta bisa mendapat keuntungan dari ISS yang sudah semakin tua ini. Bagian pertama dari ISS telah diluncurkan sejak tahun 1998.
NASA sendiri belum memberikan respons ketika ditanya mengenai hal ini.