Dahulu Kucing Berlayar Bersama Bangsa Viking untuk Taklukkan Dunia

9 Agustus 2018 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kucing berburu. (Foto: PxHere)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing berburu. (Foto: PxHere)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan tahun lalu ternyata kucing telah berlayar bersama bangsa Viking untuk menaklukkan dunia. Fakta ini disampaikan dalam International Symposium on Biomolecular Archaeology di Oxford, Inggris, pada 2016, berdasarkan hasil penelitian DNA kucing.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dilakukan terhadap DNA dari 209 kucing yang hidup antara 15.000 hingga 3.700 tahun lalu. Ratusan DNA kucing yang diteliti ini ditemukan di berbagai situs arkeologi di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Spesimen kucing purba ini membantu peneliti untuk lebih memahami kehidupan kucing.
"Kami tidak tahu sejarah kucing di zaman dahulu. Kami tidak tahu asal mereka, kami tidak tahu bagaimana persebaran mereka," kata Eva-Maria Geigl, salah satu peneliti dalam riset ini yang juga merupakan ahli genetika evolusi dari Institut Jacques Monod di Prancis, sebagaimana dilansir Science Alert.
Hasil analisis DNA kucing ini menunjukkan adanya dua gelombang kedatangan kucing hingga akhirnya tersebar ke seluruh dunia.
Ilustrasi kucing liar. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing liar. (Foto: Pixabay)
Gelombang pertama, berdasarkan hasil pemeriksaan, menunjukkan bahwa kucing liar dari Timur Tengah dan Mediterania bagian timur yang merupakan daerah pertanian subur, memiliki mitokondria yang mirip.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa kucing liar menyebar bersamaan dengan masyarakat yang bertani. Kucing memiliki manfaat bagi pertanian karena mereka melindungi tanaman dari hama tikus.
Kemudian, ribuan tahun setelanya, penelitian menunjukkan hubungan mitokondria yang terpisah antara kucing yang ada Mesir dan kucing di Eurasia dan Afrika
Sebuah garis mitokondria yang ada pada mumi kucing Mesir yang berasal dari akhir abad ke-4 SM hingga abad ke-4 M, juga terdapat pada kucing di Bulgaria, Turki, dan Afrika sub-Sahara dari sekitar waktu yang sama, sebagaimana dikutip dari laporan yang dipublikasikan di Nature.
Bila gelombang pertama berkaitan dengan pertanian, gelombang kedua ini ternyata menunjukkan bahwa kucing adalah sahabat para pelaut Viking karena mereka membasmi tikus yang menggerogoti makanan hingga kayu kapal.
Kucing memijat-mijat dengan cakarnya. (Foto: Hisashi via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Kucing memijat-mijat dengan cakarnya. (Foto: Hisashi via Flickr)
Sebab, sebagaimana dijelaskan oleh Geigl, kucing yang tersisa di Bumi saat ini memiliki hubungan DNA maternal dengan kucing yang ditemukan di situs arkeologi Viking di Jerman utara yang berasal dari abad ke-8 hingga ke-11 M.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hasil penelitian ini baru merupakan hasil awal dari percobaan untuk memetakan asal muasal kucing, jadi masih perlu penelitian lebih lanjut. Hingga saat ini, tidak seperti sejarah anjing yang sudah cukup terpetakan dengan baik, banyak bagian dari sejarah kucing yang masih menjadi misteri.