Dianggap Mitos, Spesies ‘Kucing-Rubah’ Ditemukan di Korsika, Prancis

25 Juni 2019 6:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ghjattu-volpe atau kucing-rubah. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ghjattu-volpe atau kucing-rubah. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan di Korsika, Prancis, berusaha mengungkap misteri hewan bernama ghjattu-volpe, atau dikenal dengan sebutan kucing-rubah. Sebelumnya, hewan ini hanya dianggap sebagai mitos di antara para penggembala dan dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan pada malam hari di kalangan para petani.
ADVERTISEMENT
AFP melansir, baru-baru ini para ilmuwan melakukan analisis genetik pada spesies kucing liar di Korsika. Hasil analisis genetik terhadap hewan ini menunjukkan bahwa ghjattu-volpe bisa jadi adalah spesies kucing liar ini.
Hasil analisis genetik ini belum bisa menyimpulkan bahwa kucing liar itu benar-benar merupakan spesies baru atau subspesies baru. Namun para periset dari Kantor Perburuan dan Margasatwa Nasional Prancis (L'Office national de la chasse et de la faune sauvage/ONCFS) berharap penelitian yang mereka lakukan dapat membantu upaya melestarikan dan melindungi keberadaan spesies tersebut.
"Kami percaya bahwa itu adalah spesies liar yang dikenal tetapi tidak teridentifikasi secara ilmiah. Sebab hewan tersebut tidak terlalu mencolok dan dikenal sebagai hewan nokturnal (aktif di malam hari)," ujar Pierre Benedetti, kepala teknisi lingkungan ONCFS di Korsika, dalam wawancara bersama AFP, seperti dilansir IFL Science.
Ghjattu-volpe atau kucing-rubah. Foto: AFP
Kucing liar yang dianggap sebagai “kucing-rubah” ini dapat ditemukan di wilayah hutan Asco di Korsika, Kepulauan Mediterania, Prancis. Hewan ini mungkin bisa terlihat seperti kucing peliharaan yang sering dijumpai di rumah. Tetapi, ada beberapa ciri mencolok yang membedakan kucing ini dengan kucing domestik dan kucing liar lainnya, yakni terletak pada ekornya yang panjang dan licin dengan ujung ekor berwarna hitam.
ADVERTISEMENT
Hewan ini dianggap dan dijuluki sebagai kucing-rubah karena memiliki tubuh yang ramping serta bulu berwarna merah kecokelatan. Para peneliti yakin, hewan ini dibawa oleh manusia ke Korsika pada era Neolitikum, lebih dari 8.000 tahun yang lalu. Mereka membawanya dalam rangka untuk mengendalikan hama tikus yang tersebar di wilayah tersebut.
Meski telah menjadi mitos sejak lama, menurut Benedetti, pertama kalinya kucing-rubah bisa ditemukan secara jelas barulah pada tahun 2008. Kala itu ada seekor kucing liar yang dianggap sebagai kucing-rubah masuk ke sebuah penangkaran ayam di Korsika. Namun, spesies kucing-rubah ini baru dianalisis oleh para ilmuwan sekitar delapan tahun kemudian, atau pada tahun 2016, usai ONCFS menangkap 12 ekor kucing liar sejenis di pulau tersebut.
ADVERTISEMENT