Feminisme ala Harun Yahya dan Para Perempuan yang Jadi Kittens-nya

12 Juli 2018 19:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
zoom-in-whitePerbesar
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
ADVERTISEMENT
Nama Harun Yahya sedang menjadi sorotan setelah dirinya ditangkap polisi Turki pada Rabu (11/7). Penulis sekaligus pemimpin sekte keagamaan bernama asli Adnan Oktar itu ditangkap bersama dengan 235 pengikutnya yang disebut polisi sebagai "geng".
ADVERTISEMENT
Yahya dan gengnya disebut telah melakukan berbagai kejahatan, di antaranya adalah pelecehan seksual anak, hubungan seksual dengan anak di bawah umur, penculikan, penggelapan pajak, dan pelanggaran undang-undang terorisme Turki.
Di Indonesia, Harun Yahya mungkin lebih dikenal sebagai seorang ‘ilmuwan’ yang menulis berbagai buku dan memproduksi berbagai film yang menentang teori evolusi yang dicetuskan ilmuwan asal Inggris, Charles Darwin.
Namun di tempat asalnya, Turki, Harun Yahya ternyata bukan hanya terkenal karena pemikiran kreasionismenya, melainkan juga karena ia menciptakan kultus yang ia klaim berbasis kreasionisme Islam serta feminisme.
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
zoom-in-whitePerbesar
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
Di Turki, Harun Yahya memiliki sebuah stasiun televisi pribadi yang menayangkan program-program dokumenter miliknya serta tayangan-tayangan dengan napas religi versinya. Salah satu acara yang menjadi perbincangan publik adalah sebuah talkshow yang dipandu sendiri oleh Yahya. Acara talkshow itu berjudul Adnan Oktar Ile Sohbetler (Bincang dengan Adnan Oktar).
ADVERTISEMENT
Talkshow tersebut selalu menghadirkan beberapa orang perempuan yang mirip satu sama lain. Ciri-ciri mereka yang paling mencolok adalah rambut mereka yang hampir semuanya berwarna pirang cerah serta wajah yang dioperasi plastik dan diberi riasan tebal. Selain itu, para perempuan tersebut juga menggunakan pakaian yang cenderung seksi.
Para perempuan ini disebut ‘kittens’, yang artinya adalah anak-anak kucing. Bagi para perempuan yang menjadi pengikut Harun Yahya ini, Yahya adalah sosok feminis Muslim.
Dalam sebuah tayangan dokumenter dari Broadly, jurnalis perempuan bernama Meher Ahmad masuk ke dalam dunia misterius para kitten untuk menyelidiki bagaimana Yahya memandang feminisme itu sendiri.
Salah satu pertanyaan yang diberikan oleh Ahmad pada Yahya adalah mengenai apakah dalam Islam perempuan wajib menutup aurat.
ADVERTISEMENT
“Allah sudah menjelaskannya dengan sangat jelas. Selama mereka menutupi alat kelamin dan dada mereka, mereka bebas berpakaian seperti apa pun yang mereka mau,” kata Yahya dalam wawancara dengan Broadly tersebut.
Dan ketika ditanya apakah memakai bikini diperbolehkan? “Tentu saja (boleh),” jawab Yahya.
Yahya mengatakan media salah menggambarkan perempuan dalam Islam, karena gambaran tersebut muncul dari kalangan Muslim yang masih tradisional yang memandang perempuan adalah makhluk yang berbahaya sehingga mereka harus menggunakan pakaian tertutup dan dibatasi hak mereka untuk berbicara.
Bagi para kitten, atau yang dalam bahasa Turki disebut kedicik, Yahya dianggap sebagai sosok feminis yang ‘memerdekakan’ perempuan. “Semuanya berubah ketika kami bergabung (dengan Harun Yahya). Perempuan tidak hanya dianggap setara dengan laki-laki, tapi juga lebih tinggi derajatnya. Misalnya, di sini, kami duduk di depan laki-laki,” kata salah seorang kitten-nya.
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
zoom-in-whitePerbesar
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
Meski para kitten menganggap Yahya sebagai sosok yang pro terhadap kesetaraan perempuan Muslim, banyak warga Turki menilai perilakunya bersama dengan para kitten tidak pantas dan menyimpang dari Islam.
ADVERTISEMENT
"Kalau ke rumah jangan bicara soal Adnan Oktar (Harun Yahya), ibu saya tidak suka mendengarnya. Dia adalah orang tidak berakhlak," komentar Yusuf Pak, insinyur listrik berusia 27 tahun asal kota Kahramanmaras, kota di bagian selatan Turki saat dia diwawancarai kumparanSAINS, Kamis (12/7).
"Menurut saya, dia itu seperti komedian yang tidak lucu. Menurut saya, meski dia bicara soal Islam, yang dia ajarkan itu bukan Islam," ujar Ahmet Elma, pria berusia 26 tahun asal kota Bursa, salah satu kota terbesar di Turki.
Tidak hanya dipandang miring, Harun Yahya juga disebut pernah melakukan pelecehan seksual pada kitten-nya. "Organisasi ini sangat kotor di bagian dalamnya. Anak-anak usia tujuh hingga 17 tahun jadi korban pelecehan seksual. Beberapa wanita diperkosa berkali-kali," kata Ceylan Ozgul, perempuan yang pernah menjadi kitten Harun Yahya.
ADVERTISEMENT
Perilaku Harun Yahya tidak mewakili feminisme
Mariana Amiruddin, dewan redaksi Jurnal Perempuan --jurnal feminis yang diterbitkan oleh Yayasan Jurnal Perempuan, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemberdayaan dan penegakan hak-hak perempuan-- mengatakan, hanya karena Harun Yahya mendukung perempuan untuk memakai pakaian yang mereka suka, hal tersebut tidak serta merta menjadikan Harun Yahya sebagai seorang feminis.
"Menjadi feminis itu bukan hal yg simpel. Kalau hanya membebaskan pakaian perempuan bukan serta merta (menunjukkan kalau ia) feminis," kata Mariana kepada kumparanSAINS, Kamis (12/7).
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
zoom-in-whitePerbesar
Para kitten, wanita pengikut Harun Yahya. (Foto: Instagram @semraozgiray_a9)
Untuk menjadi feminis, menurut Mariana yang kini juga menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan, hal paling dasar yang harus diperhatikan adalah ia harus selalu memperhatikan hak-hak dan keadilan perempuan, bukan hanya mendukung perempuan untuk berpakaian seksi. Apalagi, seperti tertulis di atas, salah satu kitten-nya ternyata mengaku kalau mereka sebenarnya dipenjara bahkan hingga diperkosa oleh Yahya.
ADVERTISEMENT
Mariana menganggap perilaku Yahya ini benar-benar 'ngaco'. Dengan memanggil para perempuan tersebut kitten, ia menganggap Yahya telah menjadikan perempuan tersebut peliharaan, dan bukan bentuk penghargaan sama sekali.
"Masa feminisme Islam urusannya (hanya) pakaian (seksi)," kata Mariana. "Itu adalah eksploitasi seksual terhadap perempuan. Bagi saya Harun Yahya itu kurang ajar."