Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fenomena Bulan Merah Darah Jadi Bukti Bumi itu Bulat, Bukan Datar
30 Januari 2018 11:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Teori Bumi datar menjadi sebuah pembicaraan yang tiada habisnya di forum internet. Sejumlah penganut teori itu meyakini jika Bumi tidaklah bulat, melainkan datar.
ADVERTISEMENT
Untuk membantah teori itu, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), menjelaskan kepada warga mengenai fenomena gerhana Bulan total alias bulan merah darah yang terjadi bersamaan supermoon dan blue moon pada 31 Januari mendatang bisa menjadi bukti Bumi itu bulat.
Hal ini disampaikan oleh Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, saat diwawancarai oleh kumparan (kumparan.com).
Bagaimana gerhana Bulan bisa membuktikan kalau Bumi itu bulat? Thomas menuliskan jawabannya dalam blog pribadinya yang kemudian dibagikan melalui akun Twitter resmi LAPAN.
Thomas menulis, bayangan yang menutupi bulan pada saat proses gerhana adalah bayangan dari Bumi. Pada awal gerhana, akan mulai terlihat bayangan gelap dengan bentuk melengkung yang menandakan Bumi itu bulat.
Gerhana bulan akan terjadi ketika sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Pada saat itu Bumi, Bulan, dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus, dengan Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
ADVERTISEMENT
Pembuktian Bumi itu bulat melalui gerhana Bulan sebenarnya sudah diketahui sejak ribuan tahun yang lalu oleh Bangsa Yunani Kuno.
Aristoteles, seorang ilmuwan dan filsuf Yunani yang hidup pada abad keempat Sebelum Masehi, menemukan bukti Bumi itu bulat dengan mengamati bayangan yang ada di bulan ketika terjadi gerhana.
Filsuf kondang itu juga membuktikan kalau Bumi itu bulat melalui kapal yang sedang berlayar. Ketika kapal berlayar di lautan, lambung kapalnya-lah yang menghilang terlebih terlebih dahulu di cakrawala.
Selain itu, Thomas juga menuliskan sekarang manusia bisa memperkirakan dengan baik kapan waktu terjadinya gerhana beserta bagaimana proses terjadinya gerhana secara ilmiah.
Sebelumnya, pada tanggal 9 Januari 2017, Thomas sudah menuliskan di blog-nya tentang bagaimana perhitungan sistem gerhana, tidak hanya Bulan tetapi juga Matahari, yang menunjukkan bahwa Bumi itu bulat.
ADVERTISEMENT
“Nah, ini yang biasanya kemudian sekarang ini ada komunitas Bumi datar yang cara pikirnya berbeda. Jadi, silakan mereka juga menghitung dengan pola atau pemikiran mereka dengan konsep Bumi datar kapan terjadi gerhana, mereka bisa menghitung atau tidak,” kata Thomas.
Bagaimana denganmu, para penganut teori Bumi datar? Setujukah dengan pendapat dari LAPAN ini? Atau punya teori lain mengenai bagaimana terjadinya gerhana?