Hal-hal Penyebab Tsunami: Gempa Bumi, Erupsi, sampai Meteor Jatuh

23 Desember 2018 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tsunami. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tsunami. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali berduka atas bencana tsunami yang terjadi di beberapa wilayah sekitar perairan Selat Sunda pada Sabtu (23/12) malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gelombang tinggi yang terjadi di perairan Selat Sunda, meliputi wilayah Banten dan Lampung, adalah tsunami.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan, gelombang pasang air laut dan tsunami yang terjadi di Pantai Anyer, Serang, Banten, setinggi 0,9 meter. Gelombang air laut yang tinggi itu tidak dipicu oleh gempa bumi.
"Berdasarkan hasil pengamatan tidegauge (sementara), didapatkan data sebagai berikut, Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter," ucap Rahmat dalam pernyataan resmi.
Sebelumnya, terjadi perdebatan mengenai istilah yang 'tepat' untuk menggambarkan fenomena alam yang terjadi di kawasan Pantai Anyer. Ada yang menyebutkan gelombang pasang tersebut hanyalah fenomena alam biasa yang disebabkan bulan purnama sehingga air laut naik mencapai ke daratan, bukan karena gempa bumi.
Namun, setelah dikaji kembali, BMKG -institusi yang memiliki otoritas untuk menetapkan fenomena alam di Indonesia- memastikan gelombang tinggi air laut tersebut merupakan tsunami.
Kondisi terkini setelah tsunami di Anyer, Banten. (Foto: Dok.Hilya Ramadhania)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terkini setelah tsunami di Anyer, Banten. (Foto: Dok.Hilya Ramadhania)
Tahukah kamu jika gelombang tsunami tidak hanya terjadi oleh gempa saja. Ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan bencana alam itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Dalam pengertian umumnya, tsunami adalah serangkaian gelombang besar yang dihasilkan oleh gerakan tiba-tiba di dasar laut yang dapat terjadi akibat gempa bumi, tanah longsor bawah air, letusan gunung berapi, jatuhan meteorit besar, atau bahkan ulah manusia.
Berikut adalah beberapa hal yang memicu terbentuknya gelombang tsunami.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah faktor terkuat yang memicu terjadinya tsunami. International Tsunami Infomation Center menjelaskan, sebagian besar tsunami dihasilkan oleh gempa bumi dangkal dan besar di zona subduksi atau tempat potongan kerak bumi saling menekan. Lebih dari 80 persen tsunami dunia terjadi di Pasifik di sepanjang zona subduksi Cincin Api.
Gesekan antara dua lempeng yang bergerak lambat di kerak bumi dan menciptakan energi seismik dalam jumlah besar yang dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Peristiwa itu akan memindahkan sejumlah besar air laut yang menjadi tsunami, menyebar ke segala arah dari pusat gempa.
Suasana Kondisi Jembatan Ponulele yang hancur terendam air di Palu. (Foto: Dok. Susi Air)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kondisi Jembatan Ponulele yang hancur terendam air di Palu. (Foto: Dok. Susi Air)
Perlu dicatat bahwa tidak semua gempa bumi dapat menghasilkan tsunami. Butuh gempa berkekuatan lebih dari 7,5 magnitudo untuk menciptakan tsunami. Pusat gempa kurang dari 30 km di bawah permukaan laut, serta gempa bumi dengan pola sesar naik atau turun.
ADVERTISEMENT
Contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi pernah terjadi di Aceh pada 2004 dan Jepang pada 2011 silam.
Longsor di Bawah Laut
Gelombang tsunami dapat dihasilkan dari perpindahan air akibat tanah longsor di bawah laut yang terjadi tiba-tiba. Peristiwa semacam itu bisa disebabkan dari ketidakstabilan lereng bawah laut, yang terkadang dipicu oleh gerakan tanah dari gempa yang kuat.
Tsunami yang diakibatkan oleh mekanisme non-seismik seperti tanah longsor ini biasanya cepat hilang dan jarang mempengaruhi garis pantai yang jauh dari wilayah sumber. Meski begitu, beberapa peristiwa gelombang besar tsunami akibat longsor bawah laut pernah terjadi, salah satunya di Teluk Lituya, Alaska, pada 1958 lalu.
Ilustrasi tsunami (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tsunami (Foto: Pixabay)
Tsunami yang terjadi di Palu pada September 2018 lalu, timbul setelah disebabkan oleh longsoran sedimen bawah laut akibat aktivitas tektonik. Kenaikan air laut saat itu menyapu daratan sejauh 3 kilometer dari bibir pantai.
ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Berapi
Letusan gunung berapi yang keras juga merupakan faktor terjadinya tsunami. Gerakan impulsif yang dihasilkan mampu menggerakkan volume air yang besar dan menghasilkan gelombang tsunami di daerah sekitarnya.
Selain erupsi gunung berapi, gelombang tsunami juga bisa tercipta akibat ledakan phreatomagmatic atau erupsi vulkanik yang dihasilkan dari interaksi antara magma dan air.
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)
Contoh kasusnya adalah Gunung Krakatau di Indonesia yang meletus pada 26 Agustus 1883. Letusan itu menghasilkan gelombang yang menghancurkan desa dan kota pesisir di sepanjang Selat Sunda kedua pulau Jawa dan Sumatra.
Meteor atau Asteroid Jatuh ke Bumi
Belum ada dokumentasi yang menjelaskan secara ilmiah terkait tsunami yang disebabkan oleh jatuhnya meteor ke Bumi. Meski begitu, para peneliti telah melakukan penghitungan bahwa jatuhnya meteorit atau asteroid di lautan berpotensi menghasilkan tsunami dengan kekuatan yang dahsyat.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan yang mempelajari kemungkinan ini telah menyimpulkan bahwa dampak asteroid yang cukup besar, berdiameter 5-6 km, jika jatuh di tengah cekungan Samudra Atlantik akan menghasilkan tsunami yang akan menerjang hingga ke Pegunungan Appalachian di dua pertiga bagian atas Amerika Serikat.
Ilustrasi Meteor (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Meteor (Foto: Pixabay)
Kemudian, jika sebuah asteroid berdiameter 5-6 kilometer jatuh di antara Kepulauan Hawaii dan Pantai Barat Amerika Utara, maka akan menghasilkan tsunami yang menghanyutkan sejumlah kota pesisir di pesisir Barat Kanada, AS, dan Meksiko, dengan sebagian besar pesisir yang dihuni daerah kepulauan Hawaii juga diprediksi terkena dampaknya.
Perbuatan manusia
Tsunami tidak melulu disebabkan oleh faktor alam saja. Perbuatan manusia juga bisa menciptakan gelombang tsunami yang merusak.
Misalnya, gelombang tsunami dapat dibayangkan terjadi dari hasil ledakan uji coba nuklir yang sangat besar. Namun, hingga saat ini tidak ada catatan tsunami yang pernah dihasilkan dari pengujian senjata nuklir di masa lalu, karena pengujian semacam itu sekarang dilarang oleh perjanjian internasional.
ADVERTISEMENT
Jika pengujian nuklir dilakukan di lautan, hal itu berpotensi menimbulkan gempa bawah laut yang yang mengakibatkan terjadinya tsunami.