Ilmuwan LIPI Ciptakan Teknologi Pencegah Tanah Longsor

14 Februari 2018 9:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanah Longsor Boyolali Magelang  (Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara )
zoom-in-whitePerbesar
Tanah Longsor Boyolali Magelang (Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara )
ADVERTISEMENT
Tanah longsor merupakan bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia di Indonesia. Sejak awal tahun ini hingga 7 Februari 2018, tercatat sudah ada 19 orang meninggal dunia akibat bencana ini, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
ADVERTISEMENT
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi daerah yang memiliki potensi ancaman tanah longsor yang paling tinggi, karena memiliki topografi pegunungan, perbukitan, dan lereng-lereng tebing dengan permukiman di bawahnya.
Oleh sebab itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong pemerintah agar melakukan pencegahan tanah longsor dengan memanfaatkan hasil penelitian mereka. Ada dua teknologi terbaru yang telah mereka kembangkan: LIPI WISELAND dan THE GREATEST.
LIPI WISELAND
LIPI WISELAND, yang merupakan singkatan dari LIPI Wireless Sensor Network for Landslide Monitoring, adalah hasil penelitian dari tim LIPI yang dipimpin oleh Adrin Tohari, peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi.
LIPI WISELAND mampu memantau pergerakan dari tanah dengan menggunakan jaringan sensor nirkabel. Keunggulan teknologi tersebut adalah jangkauan pantauan yang luas, mampu memberikan data secara langsung dengan akurasi tinggi.
ADVERTISEMENT
Teknologi ini juga memiliki dua sumber energi berbeda, yaitu dari panel surya dan baterai lithium, jadi ia bisa terus bekerja dengan aman meskipun salah satu sumber energinya rusak.
LIPI WISELAND  (Foto: Instagram @lipiindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LIPI WISELAND (Foto: Instagram @lipiindonesia)
"Tujuan dari pengembangan LIPI WISELAND adalah untuk menyediakan teknologi pemantauan gerakan tanah yang lebih efektif dan handal dalam memantau dan memberikan peringatan dini dari ancaman berbagai jenis gerakan tanah (tanah longsor) di daerah yang luas," jelas Adrin, dalam siaran pers yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (13/2).
Selain memantau dan memberikan peringatan dini, LIPI WISELAND juga dapat memantau kondisi keamanan suatu struktur bangunan. Sistem ini juga telah diterapkan pada beberapa lokasi rawan longsor seperti daerah Kabupaten Bandung, jembatan Cisomang di tol Cipularang, dan daerah Kabupaten Banjarnegara.
ADVERTISEMENT
THE GREATEST
Selain LIPI WISELAND, ada juga penelitian bernama THE GREATEST yang merupakan singkatan dari Teknologi Gravitasi Ekstraksi Air Tanah untuk Kestabilan Lereng. Teknologi yang berfungsi untuk menurunkan air tanah di daerah berlereng ini menggunakan prinsip siphon, yaitu memanfaatkan perbedaan tekanan air tanah di bagian atas dan bawah lereng untuk menggerakkan air.
Teknologi yang sudah dikembangkan sejak 2013 dan telah diuji cobakan di laboratorium ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kelongsoran di daerah lereng saat musim hujan terjadi.
THE GREATEST (Foto: Instagram @lipiindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
THE GREATEST (Foto: Instagram @lipiindonesia)
"Hasil uji coba menunjukkan teknologi ekstraksi air tanah ini dapat mengeluarkan air tanah dengan debit sebesar 120 liter per jam melalui flushing unit dan menurunkan muka air tanah pada lokasi sumur hingga kedalaman maksimum 5 meter," jelas Suryadi, peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI sekaligus anggota tim peneliti.
ADVERTISEMENT
Para peneliti LIPI berharap hasil penelitian mereka dapat diterapkan secara masif untuk mencegah bencana tanah longsor yang ada di Indonesia. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi jumlah korban jiwa akibat tanah longsor.