Ilmuwan Sukses Ciptakan Embrio Hibrida Manusia-Domba, Picu Kontroversi

4 Januari 2019 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Domba (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Domba (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2018, peneliti berhasil menciptakan embrio hasil hibrida manusia dan domba. Penciptaan embrio ini maksudnya bukanlah untuk menciptakan makhluk setengah manusia dan setengah domba, melainkan untuk membantu manusia yang membutuhkan transplantasi organ.
ADVERTISEMENT
Embrio tersebut diciptakan dengan menggabungkan sel punca dari manusia dengan embrio milik domba pada Februari 2018, sehingga terciptalah makhluk yang 99 persen lebih mirip domba dan memiliki sedikit bagian yang mirip dengan manusia. Menurut peneliti, hanya satu dari 10.000 sel pada embrio itu yang merupakan bagian milik manusia.
Embrio hibrida ini kemudian dihancurkan setelah 28 hari. Penciptaannya pun menimbulkan berbagai kontroversi.
"Kontribusi sel manusia sejauh ini sangat kecil. Ini tidak seperti babi dengan wajah manusia atau otak manusia," kata ahli biologi sel punca Hiro Nakauchi dari Universitas Stanford, dikutip dari Science Alert. Hiro yang merupakan anggota tim riset ini menyampaikan hal tersebut pada presentasi penelitian bulan Februari 2018 di Austin, Texas, AS.
Domba (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Domba (Foto: Pixabay)
Sebelumnya, beberapa anggota tim peneliti yang melakukan eksperimen tersebut pernah menyaksikan eksperimen lain yang menggabungkan sel manusia dengan embrio hewan. Eksperimen yang berhasil menumbuhkan sel manusia pada embrio babi tersebut kemudian menginspirasi tim ini untuk membuat embrio hibrida manusia-domba ini.
ADVERTISEMENT
Meski penelitian ini terdengar seperti penelitian yang gila, penelitian semacam ini sebenarnya dapat berguna untuk membantu memenuhi kebutuhan terhadap organ manusia.
Dengan penelitian ini, diharapkan di masa depan organ manusia dapat ditumbuhkan di tubuh binatang sehingga bisa mencegah kematian pada orang-orang yang sedang menunggu donor organ, meskipun jalan untuk mewujudkan hal ini masih sangat panjang.
Embrio babi yang disuntikan sel manusia. (Foto: Juan Carlos Izpisua Belmonte)
zoom-in-whitePerbesar
Embrio babi yang disuntikan sel manusia. (Foto: Juan Carlos Izpisua Belmonte)
"Bahkan hingga saat ini, organ yang paling cocok, kecuali jika mereka berasal dari kembar identik, tidak bertahan lama karena sistem kekebalan tubuh akan menyerang organ terus menerus," kata Pablo Ross, ahli biologi reproduksi Pablo Ross dari University of California, Davis, yang merupakan anggota tim riset ini.
Selain masih membutuhkan penelitian panjang lebih lanjut, masalah etika pun menjadi perhatian dalam penciptaan makhluk hibrida semacam ini. Oleh karena itulah kontroversi akan terus membayangi penelitian panjang ini.
ADVERTISEMENT
“Semua pencapaian ini kontroversial, dan tidak ada dari mereka yang sempurna, namun pencapaian ini menawarkan harapan pada orang yang sedang sekarat,” kata Ross yang paham betul atas pandangan miring terhadap penelitian timnya ini.