Kebun Binatang London Tolak Disalahkan atas Kematian Harimau Sumatera

13 Februari 2019 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melati, harimau sumatera yang mati di Kebun Binatang London Foto: ZSL London Zoo
zoom-in-whitePerbesar
Melati, harimau sumatera yang mati di Kebun Binatang London Foto: ZSL London Zoo
ADVERTISEMENT
Pihak Kebun Binatang London (ZSL London Zoo) menolak untuk disalahkan atas kematian seekor harimau sumatera bernama Melati. Harimau betina itu mati pada Jumat, 8 Februari lalu, setelah diserang harimau jantan bernama Asim.
ADVERTISEMENT
Melati mati saat sedang menjalani program pembiakan yang dibuat oleh pihak kebun binatang. Saat itu Asim dan Melati sedang dimasukkan ke dalam kandang yang sama untuk pertama kalinya.
Pada Senin (11/2/2019), pengelola Kebun Binatang London membantah anggapan bahwa mereka tidak menunggu dalam waktu yang cukup sebelum membiarkan hewan-hewan itu masuk ke dalam kandang yang sama.
Kathryn England yang menjabat sebagai chief operating officer dari Zoological Society of London (ZSL) mengatakan para stafnya merasa "benar-benar berduka" atas kematian harimau betina itu dan mengatakan keputusan penggabungan kedua harimau itu di kandang yang sama dibuat berdasarkan “lebih dari 120 tahun pengalaman kolektif mengelola harimau di antara kita.”
“Saya yakin kita semua akan membuat keputusan yang sama lagi berdasarkan perilaku (harimau) yang diamati,” tegasnya dalam sebuah surat terbuka di blognya. Surat itu dia tujukan untuk para stafnya yang sedang bersedih, tapi juga dia harap dapat dibaca banyak pihak lainnya.
Melati, harimau sumatera yang mati di Kebun Binatang London Foto: ZSL London Zoo
ADVERTISEMENT
Kathryn menjelaskan, beberapa orang dari luar kebun binatang memang mengatakan bahwa 10 hari tampaknya terlampau cepat untuk memperkenalkan harimau satu sama lain.
“Ini tidak benar -- ini sangat bervariasi dan sepenuhnya bergantung pada pengamatan yang cermat terhadap perilaku mereka. Sebaliknya, bisa berisiko untuk membiarkan harimau menunjukkan ketertarikan satu sama lain tanpa melakukan kontak terlalu lama, yang mengarah pada penumpukan ketegangan dan frustrasi,” terangnya.
Sebelumnya, para staf di Kebun Binatang telah menempatkan Melati (10 tahun) dan Asim (7 tahun) dalam dua kandang yang berdekatan selama 10 hari. Setelah 10 hari, mereka menggabungkan kedua harimau itu ke dalam kandang yang sama pada Jumat lalu, yang kemudian berakhir pada penyerangan Asim terhadap Melati.
ADVERTISEMENT
Proses penggabungan ini dilakukan pihak kebun binatang sebagai bagian dari program pembiakan hewan-hewan di seluruh Eropa untuk membantu meningkatkan jumlah hewan yang saat ini sedang terancam punah.
"Saya sudah mengenal Melati sejak saya bergabung dengan ZSL pada 2013 dan saya terpikat padanya seperti orang-orang lain di Kebun Binatang," kata Kathryn. Para staf "mati rasa karena syok," jelas bos kebun binatang itu.
Kathryn menceritakan saat Asim mulai menyerang Melati, para stafnya sudah berusaha menyalakan suar, membunyikan klakson angin (airhorn) dan menyalakan alat pemadam kebakaran dan selang. Namun sayangnya, Melati telah terluka parah dan akhirnya mati.
"Dokter-dokter hewan kita berlarian ke Melati ... dan bahkan para profesional berpengalaman ini ... benar-benar bingung," tulis Kathryn mengisahkan detik-detik sebelum dan setelah kematian Melati.
ADVERTISEMENT
Dia menyatakan semua staf di kebun binatang sama sekali tak menyangka harimau sumatera betina yang sudah sekitar enam tahun tinggal di kebun binatang itu bakal mati mengenaskan di tangan harimau jantan yang baru didatangkan dari Ree Park Safari Denmark pada 29 Januari lalu.