Kisah Menakjubkan Anak Perempuan yang Kehilangan Setengah Otaknya

18 Juni 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Otak anak-anak memiliki kemampuan luar biasa untuk kembali berfungsi normal meski telah mengalami gangguan. Hal ini berdasarkan keterangan para peneliti yang mempelajari sejumlah anak-anak dengan kondisi unik. Anak-anak itu, meski kehilangan sebagian otaknya akibat epilepsi, tetap bisa membaca.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di Journal of Neuroscience. Salah satu contoh dalam riset ini adalah kisah seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang menderita epilepsi parah.
Bagian otak kirinya, yang punya tugas membantu orang bisa membaca, diangkat untuk mengatasi kondisi medisnya itu. Setelah diangkat, para ahli menemukan hal yang mengejutkan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kemampuan membaca si anak telah muncul kembali berkat otak kanannya.
"Apa yang kita lihat ini menakjubkan," ujar Erez Freud, salah satu peneliti dalam riset, sebagaimana dilansir Newsweek.
Riset ini mempelajari 10 anak berusia antara enam sampai 17 tahun. Mereka menderita epilepsi parah yang tidak bisa diobati dengan obat. Kondisi ini membuat mereka harus dioperasi.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar anak-anak ini menderita epilepsi setelah mengalami kejadian tertentu, seperti stroke atau munculnya tumor. Riset ini juga melibatkan 10 orang anak-anak sehat yang menjadi kelompok kontrol dalam studi.
Dalam operasi, enam dari 10 anak yang menderita epilepsi kehilangan bagian otak yang membantu dalam hal penglihatan. Dari enam, tiga anak kehilangan penglihatan di bagian kanan dan tiga kehilangan di bagian kiri. Empat di antara mereka menderita kehilangan kemampuan penglihatan periferal mereka secara permanen.
Sementara pada empat anak yang lain, bagian otak yang tidak berhubungan dengan persepsi tidak diangkat.
Tim peneliti mempelajari otak dan kemampuan visual dari anak-anak itu dengan meminta mereka menyelesaikan beberapa hal. Mulai dari membaca, menamai objek dan lokasi, serta mengenali wajah.
Ilustrasi anak membaca buku cerita. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Anak-anak itu juga diminta untuk melihat ke gambar dari suatu kata, objek, wajah, dan lokasi, saat otak mereka sedang dipindai di dalam mesin MRI. Ini untuk menghitung aktivitas otak mereka.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan bahwa ada delapan anak yang bisa menyelesaikan tugas itu dengan normal. Sementara dua sisanya tidak bisa melakukan hal itu karena mereka kehilangan banyak bagian otaknya yang membantu dalam penglihatan saat operasi.
Pemimpin riset, Marlene Behrmann, mengatakan bahwa hasil temuan ini menunjukkan kemampuan otak untuk memulihkan kemampuan fungsional.
"Kita telah mengetahui bahwa ada lebih banyak kesempatan untuk berkembang pada masa anak-anak, ketika otak belum dewasa secara sempurna dan ada potensi untuk kembali bekerja, dibanding saat sudah dewasa," jelas Behrmann.
"Sangat menakjubkan bahwa meski hanya dengan (menggunakan) sistem visual di satu sisi otak, kemampuan (membaca) tetap bisa normal," lanjut dia.
Behrmann mengatakan telah ada beberapa riset yang mempelajari perubahan fungsi bahasa dan memori pada orang yang menjalani pengangkatan otak. Tapi, tidak banyak yang mendalami potensi perubahan yang terjadi pada sistem visual di otak.
Ilustrasi otak Foto: Thinkstock
Menurut Behrmann, riset ini mengungkap potensi pulihnya fungsi visual pada otak. Bahkan pemulihan itu juga ditemukan dalam kasus-kasus operasi pengangkatan dramatis, misalnya pengangkatan seluruh sistem visual di salah satu sisi otak.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Behrmann mengakui bahwa riset ini memiliki batasan. Jumlah responden yang hanya 10 orang anak terbilang kecil. Karenanya, perlu dilakukan riset lanjutan untuk menyelidiki hal ini.
Behrmann mengatakan selanjutnya ia dan timnya akan mempelajari bagaimana bagian otak yang tersisa memiliki peran dalam sistem visual. Ia berharap, hasil riset ini bisa mendorong riset lain di bidang yang sama dan bisa dimanfaatkan untuk menangani pasien penyakit lain, seperti stroke.