Kuburan Massal Berisi Ratusan Mumi Penguin Ditemukan di Antartika

12 September 2018 17:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuburan mumi penguin di Antartika. (Foto: Gao et al)
zoom-in-whitePerbesar
Kuburan mumi penguin di Antartika. (Foto: Gao et al)
ADVERTISEMENT
Sebuah area kuburan yang berisi ratusan penguin yang telah menjadi mumi ditemukan di Antartika Timur.
ADVERTISEMENT
Kuburan massal ini ditemukan oleh peneliti dari University of Science and Technology of China. Adapun jenis penguin yang berada di kuburan tersebut adalah penguin Adelie.
Tim peneliti yang dipimpin oleh geokimiawan lingkungan Liguang Sun menemukan sisa-sisa mumi tersebut dalam ekspedisi pada Januari 2016 lalu.
Penguin-penguin yang telah menjadi mumi itu diduga mati dalam sebuah kematian massal yang terjadi 750 tahun yang lalu. Mumi-mumi tersebut ditemukan dalam keadaan masih terawetkan dan beberapa masih memiliki struktur tulang yang lengkap, berikut dengan kulit dan bulu.
Berdasarkan ukuran dan tulangnya, sebagian besar penguin tersebut masih anak-anak. Sementara berdasarkan analisis bangkai dan sedimen di sekitar mereka, para peneliti menduga penyebab kematian penguin ini diakibatkan oleh anomali iklim ekstrim berupa hujan lebat.
ADVERTISEMENT
Salah satu mumi penguin yang ditemukan. (Foto: Gao et al)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu mumi penguin yang ditemukan. (Foto: Gao et al)
Anomali iklim tersebut terjadi karena dipicu oleh masuknya udara lembap dalam jumlah besar. Kabar buruknya, para peneliti menduga perubahan iklim yang terjadi saat ini dapat memicu anomali iklim seperti itu juga.
"Kondisi atmosfernya mirip seperti seperti keadaan saat ini dan bila perubahan iklim terus terjadi, peristiwa kematian pada penguin ini bisa menjadi ancaman baru," tulis para peneliti dalam hasil riset yang telah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences, sebagaimana dilansir Science Alert.
Keadaan iklim tersebut sangat sulit untuk dihadapi oleh anak-anak penguin. Karena itulah banyak dari mumi tersebut yang masih merupakan anak-anak. Anak-anak penguin rentan terhadap hujan lebat dan salju karena bulu mereka belum tumbuh lebat.
"Tidak seperti penguin dewasa yang memiliki bulu untuk mengisolasi mereka dari air dingin, anak penguin memiliki bulu yang tidak kedap air," para penulis menjelaskan. "Dan ketika terkena hujan dan salju, anak-anak penguin bisa menderita hipotermia yang menyebabkan kematian."
Penguin Adelie (Foto: Jason Auch via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Penguin Adelie (Foto: Jason Auch via Wikimedia Commons)
Meski terjadi ratusan tahun yang lalu, kekhawatiran peneliti bahwa kematian massal penguin akan terjadi lagi bisa menjadi kenyataan. Pasalnya pada musim kawin 2013/2014 lalu, hujan dan salju lebat di Petrel Island menyebabkan 100 persen anak penguin dari 34.000 penguin yang sedang berkembang biak di sana mati.
ADVERTISEMENT
Saat ini, penguin Adelie memang tidak dianggap terancam punah. Namun sesuatu tetap harus dilakukan untuk mencegah dampak lebih lanjut dari pemanasan global terhadap kelangsungan hidup mereka.