Memahami Efek dari Konsumsi Kedelai, Baik atau Buruk?

22 Agustus 2019 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kedelai Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
kedelai Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kedelai telah menjadi salah satu bahan makanan penting. Mulai dari tempe, susu kedelai, hingga tahu, semua terbuat dari kedelai. Makanan olahan kedelai juga telah mendunia. Banyak orang menggunakannya sebagai ganti daging karena dianggap lebih bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Kedelai dikenal sebagai sumber protein, kalsium, serat, asam lemak tak jenuh, zat besi dan zinc. Orang-orang yang mengonsumsinya secara rutin disebut-sebut bisa terhindar dari penyakit jantung.
Ilustrasi penyakit jantung. Foto: Thinkstock
Namun, tak semua orang ternyata sepakat dengan klaim tersebut. Penyebabnya tak lain karena kedelai juga mengandung isoflavon yang tinggi. Menurut peneliti, Jika seseorang mengonsumsinya secara berlebihan, dikhawatirkan akan berisiko terkena penyakit kanker payudara.
Isoflavon bertindak seperti estrogen atau hormon seks pada wanita. Menurut laporan BBC, senyawa ini akan mengikat reseptor estrogen dalam tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Meski begitu, belum banyak bukti yang mendukung hubungan antara konsumsi kedelai dengan kanker. Bahkan, ada beberapa riset yang memberikan temuan sebaliknya, bahwa kedelai bisa mencegah penyakit semacam kanker.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Cancer pada 6 Maret 2017 berusaha mempelajari hubungan itu. Riset ini dilakukan dengan mempelajari 6.000 wanita pengidap kanker payudara.
Dalam riset ini para peneliti menemukan bahwa konsumsi kedelai yang lebih banyak bisa menurunkan angka kematian para responden tersebut hingga 21 persen. Para peneliti mengatakan risiko kematian itu secara signifikan menurun pada wanita dengan kanker payudara agresif.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter stock
“Temuan kami ini menunjukkan bahwa untuk wanita kanker payudara dengan kasus reseptor hormon yang negatif, konsumsi kedelai mungkin berpotensi memiliki efek menguntungkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup mereka,” terang Fang Fang Zhang, anggota tim peneliti, sebagaimana diberitakan Medical Daily.
Namun perlu dicatat bahwa konsumsi kedelai bukan satu-satunya penyebab para responden memiliki risiko kematian akibat penyakit kanker payudara yang lebih rendah. Sebab, kedelai adalah salah satu menu yang direkomendasikan dalam gaya makan sehat secara umum. Ini berarti, ada faktor lain yang bisa berpotensi membantu melawan efek kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil penelitian lain disebutkan bahwa menurunkan indeks massa tubuh lebih bisa menurunkan risiko kanker payudara. Hal ini bahkan bisa menurunkan risko kanker payudara meski seseorang tersebut tidak banyak mengonsumsi kedelai.