Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Ikan Predator Arapaima yang Dilepas di Sungai Brantas
28 Juni 2018 7:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Memiliki habitat asli di sungai Amazon, Amerika Selatan, Arapaima gigas adalah salah satu ikan air tawar terbesar di dunia. Belakangan, ikan ini jadi perbincangan di Indonesia setelah ditemukan di aliran Sungai Brantas, Mojokerto.
ADVERTISEMENT
Menurut Haryono, Peneliti Utama Puslit Biologi LIPI, biasanya ukuran Arapaima gigas adalah sekitar dua meter, namun di habitat aslinya ukuran Arapaima bisa mencapai empat setengah meter.
Hal itulah yang menjadikannya memiliki potensi besar mengganggu ekosistem yang sudah ada dengan menjadi predator dari ikan asli ekosistem tersebut. Aksi beberapa warga yang melepasliarkan ikan Arapaima di Sungai Brantas pun menuai kecaman .
Bahkan Haryono menuturkan bahwa spesies Arapaima gigas adalah predator yang cukup ganas.
"Spesies ini (Arapaima gigas) termasuk spesies asing invasif ya dan ukurannya bisa sangat besar. Makanya kalau sampai lepas (Arapaima) bisa membahayakan populasi ikan asli," jelasnya saat dihubungi kumparanSAINS, Rabu (27/6).
Meski merupakan suatu spesies yang invasif, Arapaima gigas ternyata adalah salah satu hewan yang terancam keberadaannya akibat berkurangnya habitat serta banyak diburu manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam suatu dalam jurnal Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems yang dipublikasikan pada 2014, ditemukan bahwa di 93 persen habitat aslinya, jumlah ikan ini sudah sangat berkurang.
Sementara itu menurut laporan BBC , berkurangnya jumlah ikan Arapaima terjadi akibat ia cukup mudah untuk diburu oleh manusia. Hal ini terjadi karena ukurannya yang besar dan juga karena Arapaima harus muncul ke permukaan untuk mengambil napas.
Haryono sendiri menjelaskan bahwa secara taksonomi, Arapaima gigas masih satu kelompok dengan ikan arwana yang terkenal sebagai hewan hias itu.
"Sama-sama dari ordo Osteoglossiformes. Hal itu juga yang jadi pertimbangan kenapa Arapaima gigas dilarang masuk ke Indonesa. Karena ikan ini adalah karnivora dan ukurannya bisa sangat besar," ujarnya, merujuk pada Permen KKP no 41 tahun 2014 tentang larangan impor jenis ikan berbahaya ke Indonesia.
Meski memiliki ukuran besar dan merupakan hewan karnivora, belum ada laporan yang menjelaskan bahwa Arapaima gigas pernah menyerang manusia.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk memangsa manusia sampai saat ini belum ada laporan seperti itu. Tapi kalau melihat karakternya, ikan itu mungkin menyerang anak-anak kecil. Misalnya anak kecil sedang main di dekat kolam air dan tangannya masuk ke dalam air yang ada ikan itu," jelas Haryono.
"Tapi untuk secara langsung membahayakan manusia, terutama orang dewasa, ini masih belum terjadi di Indonesia," imbuhnya.