Menyedihkan, Sampah Plastik Ikut Ditemukan di Dasar Great Blue Hole

22 Januari 2019 12:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Great Blue Hole, Belize (Foto: Flickr/Jason Ardell)
zoom-in-whitePerbesar
Great Blue Hole, Belize (Foto: Flickr/Jason Ardell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada temuan menyedihkan di dasar Great Blue Hole di Belize, lubang bawah laut terdalam kedua di dunia. Tim ekspedisi yang tengah melakukan eksplorasi di sana menemukan sampah plastik di bagian dasarnya.
ADVERTISEMENT
Temuan ini dikonfirmasi langsung oleh Richard Branson, pendiri perusahaan Virgin Group, yang terlibat dalam ekspedisi ini bersama-sama dengan tim Discovery dan peneliti lain. Dalam ekspedisi ini Branson melakukan penyelaman ke dasar Great Blue Hole dengan menggunakan sebuah kapal selam berukuran mini.
"Monster mistis di bawah laut? Monster sebenarnya yang mengancam lautan adalah perubahan iklim dan plastik," ujar Branson, dikutip dari IFL Science.
"Sedihnya, kami melihat beberapa botol plastik di dasar lubang (Great Blue Hole), dan ini merupakan momok mengerikan sebenarnya yang mengancam lautan," tambah Branson.
Selain itu, Branson dan tim ekspedisi juga menemukan sisa-sisa kepiting dan makhluk lainnya yang mati di dasar Great Blue Hole.
Mungkin keberadaan sampah plastik di dasar Great Blue Hole bisa "dimaklumi". Terletak 70 kilometer dari Belize City, kota terbesar di Belize, Great Blue Hole dengan kedalaman sekitar 124 meter merupakan lokasi yang sering dikunjungi turis.
ADVERTISEMENT
Sedihnya, sampah plastik juga pernah ditemukan di palung terdalam di dunia, yaitu Palung Mariana di Samudra Pasifik.
Sebuah riset pada 2018 yang dipublikasikan di jurnal Marine Policy oleh Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC), melaporkan adanya temuan kantong plastik di kedalaman 10.898 meter di dasar Palung Mariana.
Memiliki lebar 300 meter dan kedalaman sekitar 124 meter, Great Blue Hole adalah lubang bawah laut terdalam kedua di dunia setelah Dragon Hole di China yang punya kedalaman sekitar 300 meter.
Fitur geologi unik ini disebut tercipta akibat zaman es. Kebanyakan lubang atau sinkhole dulunya merupakan gua-gua batu gamping yang memiliki batuan karbonat sebagai landasannya.
Ketika zaman es berakhir, permukaan air laut jadi meningkat hingga beberapa ratus meter. Hal ini membuat landasan batuan runtuh dan merendam gua dengan air. Sebagai bukti kejadian ini, kita bisa melihat adanya stalaktit dan stalagmit di dalam Great Blue Hole.
ADVERTISEMENT
"Semoga ekspedisi ini bisa meningkatkan kesadaran kita untuk melindungi lautan dan mulai menghadapi masalah perubahan iklim sekarang, sebelum terlambat," harap Branson.