Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
MZB pertama kali didirikan pada tahun 1894 dengan nama awal Landbouw Zoologisch Laboratorium, oleh Dr. J.C.Koningsberger, seorang ahli botani berkebangsaan Belanda. Pada awal didirikannya, laboratorium ini berfungsi untuk meneliti dan mengoleksi spesimen serangga.
Landbouw Zoologisch Laboratorium sempat beberapa kali berganti nama. Salah satunya, saat Jepang menduduki Indonesia, nama MZB dikenal sebagai Dobutsu Hakubutsukan.
Kini, MZB dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Biologi dengan nama resmi Divisi Zoologi “Museum Zoologicum Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi LIPI. Yang menarik, MZB kini telah menjelma menjadi museum zoologi terbesar di Asia Tenggara.
“MZB kini telah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara atau nomor 10 terbesar dunia. Kami berupaya menjadikan MZB menjadi referensi nasional bahkan internasional,” ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati.
Menurut, Enny, keberadaan koleksi spesimen merupakan bagian penting dari ilmu pengetahuan hayati sebagai bahan acuan identifikasi jenis binatang. MZB sendiri setidaknya telah memiliki sekitar 2,7 juta koleksi spesimen yang terbagi menjadi beberapa kelompok, seperti mamalia, burung, ikan, reptil, amfibi, serangga, krustasea, moluska, dan invertebrata lain.
ADVERTISEMENT
Spesimen serangga menjadi yang terbanyak di antara yang lainnya, dengan rincian 40.846 mamalia, 36.485 burung, 24.609 ikan, 21.570 reptil, 31.365 amfibi, 24.075 moluska, 5.383 crustacea, 2.293.860 serangga, dan spesimen Invertebrata lainnya 14.058.
Koleksi spesimen di MZB diterima dari berbagai cara. Mulai dari ekspedisi lapangan, pemberian dari sesama peneliti atau masyarakat, tukar-menukar dan titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, atau barang sitaan tindak kriminal.
Kendati begitu, kata Enny, ada banyak tantangan yang sekarang dihadapi Indonesia dalam menjaga biodiversitas atau keanekaragaman hayati di negeri tempat berdirinya museum ini. Menurutnya, Indonesia sekarang justru menjadi negara keenam yang flora dan faunanya paling banyak punah.
“Ini disebabkan karena negara kita ini negara kepulauan, jadi bisa diambil dari mana saja. Ini jadi tantangan tersendiri bagi kita. Di sisi lain Indonesia menjadi negara nomor satu paling banyak keanekaragaman hayatinya, di sisi lain kita juga menjadi negara yang paling banyak punah biodiversitas-nya,” papar Enny.
Saat ini, MZB memiliki fasilitas berstandar internasional untuk penyimpanan spesimen ilmiah bernama Widyasatwaloka di kawasan Cibinong Science Center-Botanical Garden di Cibinong, Jawa Barat. Seluruh kegiatan penelitian LIPI kini dilakukan di Widyasatwaloka, sedangkan gedung museum lama di Kebun Raya Bogor menjadi museum pameran dan dibuka untuk umum setiap harinya.
“Sebagai institusi penelitian, MZB secara rutin melakukan eksplorasi dan penelitian ke berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Plt. Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Joeni Setijo Rahajoe.
ADVERTISEMENT
Kini, MZB telah menjadi simbol sejarah perjalanan sebuah institusi penelitian dan pentingnya nilai informasi ilmiah keanekaragaman satwa Indonesia. LIPI sendiri menyatakan telah berkomitmen untuk melengkapi koleksi keanekaragaman hayati, baik di gedung lama MZB maupun di Science Center-Botanical Garden, dengan terus melakukan penelitian dan eksplorasi, hingga nantinya bisa menjadi bahan edukasi untuk masyarakat dan para peneliti lainnya.