news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjelasan Ilmiah Aroma Vagina Seperti 'Ikan Asin'

2 Juli 2019 8:28 WIB
Ilustrasi iritasi vagina. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi iritasi vagina. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang pemain sinetron Tanah Air, Galih Ginanjar, sedang menjadi perbincangan hangat. Dalam suatu video, ia mengungkap rahasia kehidupan rumah tangganya bersama mantan istrinya, Fairuz A Rafiq, yang juga pesinetron.
ADVERTISEMENT
Ada perkataan Galih dalam video itu dianggap banyak orang tidak pantas diucapkan. Galih kemudian harus mempertanggungjawabkan perkataannya itu setelah Fairuz melaporkan mantan suaminya itu ke Polda Metro Jaya.
'Ikan asin' yang Galih ucapkan dalam videonya jadi salah satu yang disorot banyak orang. Banyak warganet yang menuduh Galih menggunakan kata itu untuk merendahkan Fairuz. Dalam video itu ucapan ikan asin Galih ditujukan pada kondisi tubuh Fairuz.
Sebenarnya, menurut Mary Jane Minkin, profesor obstetri dan ginekologi di Yale University School of Medicine, kondisi vagina yang beraroma adalah hal normal. Ini karena vagina memiliki bermacam jenis bakteri dan jamur baik yang hidup di sana.
"Sama seperti perut, vagina memiliki mikrobioma sendiri yang penuh dengan berbagai bakteri dan jamur yang kebanyakan sangat membantu," kata Minkin, seperti dilansir Women's Health.
Ilustrasi Vagina Foto: Shutterstock
Sementara itu, Christine Masterson, ahli kesehatan perempuan dari Summit Medical Group, memberikan penjelasannya soal aroma normal vagina. Menurutnya, aroma normal vagina itu agak apak dan sedikit asam.
ADVERTISEMENT
Itu karena kondisi pH di vagina yang agak asam. Ia menambahkan bahwa aroma vagina pada normalnya tidak terlalu kuat.
Aroma mirip ikan
Jika vagina berbau mirip ikan, maka ada kemungkinan terjadi infeksi bakteri vaginosis (BV). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ini adalah jenis infeksi vagina paling umum bagi perempuan berusia antara 15 sampai 44 tahun.
Infeksi bisa terjadi ketika tingkat pH vagina tidak stabil akibat pertumbuhan bakteri jahat, jelas Minkin. Ia menambahkan BV bukanlah penyakit seksual menular. BV sendiri menurutnya tidak begitu berbahaya.
Minkin menjelaskan bahwa kondisi ini bisa ditangani dengan menormalkan kondisi pH vagina. Penanganannya bisa dilakukan dengan gel dan obat-obatan.
Aroma lain vagina
ADVERTISEMENT
Ada beberapa aroma lain yang mungkin keluar dari vagina. Di antaranya adalah agak berbau jamur, metalik, musk, amonia, busuk, dan bahkan agak manis.
Aroma agak berbau jamur biasa terjadi saat vagina mengalami infeksi yeast atau infeksi ragi vagina. Biasanya, aroma ini tidak akan begitu bau. Tapi, kadang-kadang infeksi ini bisa mengeluarkan bau mirip ragi.
Aroma metalik bisa muncul dari vagina. Ini karena darah dari haid bisa mengubah pH vagina. Akibatnya, vagina jadi berbau mirip tembaga dan timah, jelas Minkin.
Sedangkan aroma musk bisa muncul setelah berolahraga dan orang menggunakan celana dalam sintetis. Ini karena celana berbahan sintetis membuat keringat tetap ada di celana.
Bau busuk juga bisa muncul di vagina. Menurut Minkin, ini pertanda kondisi vagina memburuk. Misalnya, ada tampon yang tertinggal di dalam vagina. Minkin menjelaskan bahwa bau busuk adalah akibat pertumbuhan berlebihan dari suatu bakteri di tempat tertutup.
Ilustrasi vagina. Foto: Shutterstock
Sementara itu, aroma amonia bisa muncul karena beberapa alasan. Masterson mengatakan bahwa BV bisa berbau mirip ikan dan terkadang bisa berbau amonia. Alasan lainnya adalah aroma amonia bisa datang dari urine. Selain itu, hubungan seksual bisa memicu keluarnya aroma ini.
ADVERTISEMENT
Vagina juga bisa berbau agak manis. Biasanya aroma manis itu ditimbulkan oleh gaya makan. "Terkadang buah jeruk bisa menyebabkan vagina mengeluarkan aroma agak manis," kata Masterson.