Prancis Mau Bikin Satelit Mini Bersenjata Laser dan Senapan Mesin

31 Juli 2019 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly Foto: Michel Euler/Pool via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly Foto: Michel Euler/Pool via Reuters
ADVERTISEMENT
Prancis punya rencana unik untuk memperkuat militernya. Mereka ingin membuat sebuah satelit mini bersenjata untuk melindungi satelit luar angkasanya. Rencananya, satelit itu akan diperkuat dengan laser dan mungkin senapan mesin ringan.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly. Surat kabar Prancis, Le Point, menuliskan bahwa proyek itu akan memakan dana 780 juta dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun.
Nantinya, proyek akan melibatkan 220 tentara dari agensi militer luar angkasa milik Prancis. Mereka berencana untuk menjadikan lapangan udara yang akan selesai dibangun pada 2025 di Toulouse sebagai basis operasinya.
"Proyek ini bukan sekadar fantasi. Ini akan menjadi sebuah ambisi yang kredibel," ujar Parly, seperti dikutip dari Gizmodo.
Sebelumnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah mengumumkan bahwa negaranya akan membuat pasukan luar angkasa. Tapi, saat itu tidak ada penjelasan mengenai sistem senjata luar angkasa semacam ini.
Proyek ini akan dimulai dengan melengkapi satelit Syracuse milik Prancis dengan kamera. Parly menjelaskan bahwa ia menginginkan agar satelit ini bisa mulai berpatroli di orbit Prancis mulai 2023 nanti
ADVERTISEMENT
Kamera itu diharapkan bisa mengawasi ancaman yang mungkin datang. Selanjutnya satelit akan mendapat dukungan dari satelit lain yang dilengkapi dengan senjata. Menurut laporan, satelit bersenjata ini diharapkan bisa mulai terbang pada 2030.
Parly mengatakan bahwa satelit ini digunakan untuk kepentingan defensif dan bukan ofensif.
"Jika satelit kami terancam, kami berencana untuk membutakan lawan-lawan kami," ujar Parly.
"Ini mungkin akan melibatkan penggunaan senjata laser dari satelit kami atau dari satelit mini kami," lanjut dia.
Menurut Parly, hukum internasional tidak melarang militerisasi atau mempersenjatai satelit untuk kepentingan defensif.
Gizmodo melansir bahwa salah satu hal yang mendorong Prancis melakukan hal ini adalah karena Rusia. Pada 2017, Rusia berusaha melakukan peretasan pada satelit komunikasi Athena-Fidus milik Prancis-Italia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump telah mengumumkan pembentukan Angkatan Luar Angkasa alias 'Space Force'. Trump menandatangani perintah pembentukannya pada 19 Februari 2019.
Langkah ini mendapat kritik. Salah satunya dari peneliti senior Union of Concerned Scientists, Laura Grego. Ia mengatakan bahwa pembentukan Angkatan Luar Angkasa akan mendorong negara-negara lain untuk membuat senjata luar angkasa. Menurut Grego, itu akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik.