Racun Laba-laba Bisa Ampuh Atasi Disfungsi Ereksi

8 Maret 2019 8:30 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laba-laba Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laba-laba Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Ada spesies laba-laba di Brasil yang gigitannya punya efek samping aneh. Efeknya menyebabkan priapisme, ereksi penis dalam waktu lama.
ADVERTISEMENT
Efeknya yang aneh inilah yang membuat adanya "usaha" untuk memanfaatkan racun ini sebagai obat disfungsi ereksi, kondisi ketika penis pria tidak bisa ereksi sama sekali atau tidak bisa ereksi secara optimal.
Sebuah riset yang hasilnya telah dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine, mendalami efek dari senyawa aktif di racun tersebut. Senyawa aktif ini bernama PnPP-19.
Para peneliti mempelajari efek PnPP-19 pada pemodelan hewan yang menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Para peneliti dari Federal University of Minas Gerais, Brasil, ini akhirnya menemukan bahwa senyawa itu berhasil menyebabkan ereksi pada tikus tanpa ada efek samping berbahaya.
Efeknya membuat penis membengkak selama 60 menit ketika senyawa diberikan secara topikal atau dioleskan dalam bentuk gel pada bagian genital tikus.
Ilustrasi pria tidak ereksi. Foto: Thinkstock
Racun ini sebelumnya diketahui memiliki efek tersebut pada tikus yang menderita cedera pada saraf yang berfungsi sebabkan ereksi penis. Para peneliti menduga bahwa racun ini menginduksi rasa rileks pada jaringan lembut di organ seksual. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah yang menyebabkan ereksi.
ADVERTISEMENT
Bisa disimpulkan, hasil riset terbaru ini menunjukkan bahwa senyawa ini bisa dimanfaatkan dalam bentuk obat. Baik melalui suntikan atau diberikan dalam bentuk gel.
Selain itu, para peneliti mengatakan bahwa senyawa ini aman digunakan bagi kasus hipertensi dan diabetes pada tikus. "Ini adalah alternatif menjanjikan bagi pengobatan disfungsi ereksi," papar para peneliti di makalah riset mereka.
Sementara itu Profesor Maria Elena de Lima, yang memimpin riset ini, mengatakan kepada The Independent bahwa: "Kami percaya bahwa ini bisa mengisi celah besar yang ada di pasar dan membantu jutaan orang di seluruh dunia."
Jenis Laba-laba
Menurut laporan IFL Science, sejak awal 2000, para peneliti telah mengetahui efek racun laba-laba tersebut. Dikenal sebagai Phoneutria nigriventer, spesies laba-laba ini bisa memiliki panjang kaki antara 13 hingga 15 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Racun laba-laba ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan kontrol pada otot. Dampaknya bisa menyebabkan masalah pernapasan dan kelumpuhan. Memang racun ini bisa menyebabkan ereksi, tapi itu menyakitkan, berlangsung berjam-jam, dan bisa menyebabkan impotensi.
Meski begitu, kebanyakan orang yang digigit laba-laba ini tidak berada dalam bahaya besar. Hanya 2,3 persen kasus, kebanyakan pada anak-anak, yang memerlukan penggunaan serum anti racun. Pada tahun 1960-an gigitan spesies laba-laba ini tercatat telah menyebabkan dua orang anak meninggal.
Laba-laba Phoneutria nigriventer. Foto: João P. Burini via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
Laba-laba ini biasanya hidup di Brasil, Uruguay, Paraguay, dan Argentina. Mangsa utama mereka adalah serangga, katak, dan kadal.
Sekarang, obat ini masih belum diujikan pada manusia. Jadi kalian yang tertarik menjajal obat yang diklaim bisa jadi alternatif Viagra ini masih harus bersabar ya.
ADVERTISEMENT