Riset Pelajari Dampak Menonton Video Porno pada Remaja, Ini Hasilnya

17 Juni 2019 19:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pedofil melihat foto-foto anak di media sosial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pedofil melihat foto-foto anak di media sosial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah riset mempelajari dampak menonton video porno pada remaja SMA di Kroasia, Eropa. Para peneliti menemukan bahwa menonton video porno tampaknya tidak mempengaruhi kepuasan seksual para remaja.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan oleh para peneliti di Ivo Pilar Institute of Social Sciences dan University of Zagreb, Kroasia. Hasilnya telah dipublikasikan di The Journal of Sex Research.
"Karena semakin meningkatnya kekhawatiran masyarakat atas penggunaan pornografi, terutama di kalangan orang muda, kebanyakan riset lebih fokus pada potensi buruknya," ujar Aleksandar Stulhofer, salah satu peneliti dalam riset.
"Karena itu, kami ingin mempelajari, dengan menggunakan data longitudinal, apakah ada hubungannya antara kepuasan seksual pada remaja dengan penggunaan pornografi," lanjutnya kepada Psy Post.
Dalam riset ini, para peneliti mempelajari 775 perempuan dan 514 laki-laki. Semuanya adalah pelajar SMA di Kroasia. Setiap enam bulan, para peneliti mempelajari penggunaan pornografi dan kepuasaan seksual mereka mulai dari umur 15 tahun sampai 18 tahun.
ADVERTISEMENT
Para peneliti tidak menemukan adanya hubungan signifikan antara frekuensi penggunaan pornografi dengan kepuasan seksual para remaja. Baik pada perempuan maupun laki-laki.
Temuan ini berbeda dengan hasil riset lain yang terbit pada 2009. Riset yang dipublikasikan di jurnal Human Communication Research sekitar satu dekade lalu itu, mempelajari sekitar seribu remaja di Belanda. Dalam riset tersebut para peneliti menemukan bahwa pornografi berhubungan berkurangnya kepuasan seksual.
"Riset longitudinal pada remaja yang sebelumnya dilakukan di Belanda, salah satu negara paling liberal, memberi dugaan bahwa penggunaan pornografi bisa memberi efek negatif pada kepuasan seksual, terutama bagi remaja laki-laki," kata Stulhofer.
"Riset kami, dilakukan di salah satu negara yang lebih religius dan kurang permisif dalam hal seks di Eropa, tidak menemukan hubungan itu. Kami mengamati tidak adanya hubungan signifikan baik pada remaja perempuan dan laki-laki dengan frekuensi penggunaan pornografi serta kepuasan seksualnya," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, riset ini masih memiliki batasan. Stulhofer menjelaskan bahwa hasil analisis yang ia dan timnya lakukan terbatas pada satu periode saja. Periode itu adalah ketika mayoritas kaum muda Kroasia mulai melakukan seks.
Ilustrasi DVD Porno Foto: Frans Mateus Situmorang/kumparan
Menurut Stulhofer, perlu dilakukan riset tambahan untuk mengetahui apakah temuannya juga relevan bagi orang yang baru dewasa.
"Melihat adanya temuan yang bertentangan antara hasil riset kami dan riset di Belanda, ini membuat suatu pertanyaan menarik mengenai pengaruh kebudayaan pada kepuasan seks remaja serta penggunaan pornografi," kata Stulhofer.
"Konteks sosiokultural tampaknya sangat relevan atas bagaimana pornografi diterima oleh kaum remaja. Tapi, mekanisme di balik pengaruh ini masih belum dipelajari lebih lanjut," imbuhnya.