Riset: Suntik Hormon Bisa Turunkan Berat Badan Tanpa Efek Samping

9 Agustus 2019 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obesitas. Foto: flickr/Obesity Canada
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obesitas. Foto: flickr/Obesity Canada
ADVERTISEMENT
Peneliti berhasil mengembangkan cara terbaru untuk membantu pasien obesitas menurunkan berat badan. Prosedur terbaru ini berbentuk suntik hormon dan diklaim tidak memiliki efek samping.
ADVERTISEMENT
Inovasi terbaru ini ditemukan oleh tim peneliti dari Imperial College London di Inggris. Hasil detailnya telah dipublikasikan di jurnal Diabetes Care pada 22 Juli 2019.
Saat ini banyak orang mengalami obesitas. Ada berbagai macam pengobatan untuk menangani obesitas, termasuk operasi bypass lambung (operasi pengecilan lambung), yang telah terbukti efektif menjaga berat badan dan menjaga kadar gula darah pada penderita diabetes. Sayangnya, prosedur ini juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping yang kurang menyenangkan, seperti muntah, sakit perut, mual kronis, dan kadar gula darah yang terlalu rendah.
Adapun teknik suntik hormon terbaru ini terbukti dapat menurunkan berat badan para pasien dalam riset sebanyak rata-rata 4,4 kilogram. Teknik ini juga bisa mengurangi kadar gula darah tanpa efek samping. Pengobatan ini meningkatkan harapan atas adanya prosedur non-invasif yang bisa menjadi alternatif dari operasi pengecilan lambung di masa depan.
Satia Permana, bocah penderita obesitas. Foto: kumparan
Jalannya riset
ADVERTISEMENT
Dalam penelitiannya, para ilmuwan merekrut 69 pasien diabetes dan prediabetik. 15 di antara responden diberi campuran hormon glukagon-like peptide 1, oxyntomodulin, dan peptide YY - GOP. 11 lainnya diberi plasebo dalam bentuk infus saline, 21 responden lain baru saja menjalani operasi bariatrik, dan 22 pasien mengikuti diet rendah kalori. Semua responden menggunakan alat pemeriksa tingkat gula darah.
Hasilnya menunjukkan bahwa berat badan pasien yang diberikan GOP turun rata-rata 4,4 kilogram pada akhir percobaan dan mengalami peningkatan signifikan atas kondisi gula darahnya. Sebagai perbandingan, mereka yang diberi plasebo kehilangan rata-rata 2,5 kilogram berat badan.
Meninjau dua percobaan tersebut, penurunan berat badan mereka memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden yang menjalani operasi bariatrik atau melakukan diet kalori. Di mana mereka masing-masing kehilangan 10,3 kilogram dan 8,3 kilogram berat badan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, mereka yang melakukan perawatan GOP, tidak mengalami efek samping seperti program penurunan berat badan yang lainnya, dan inilah keistimewaannya.
Ilustrasi Obesitas. Foto: Shutterstock
"Meskipun penurunan berat badan lebih kecil, penggunaan infus GOP akan lebih diminati karena memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada operasi bariatrik," ujar Tricia Tan, profesor Metabolic Medicine & Endocrinology dari Imperial College London sekaligus pemimpin riset ini.
"Temuan ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan kita bisa mendapat manfaat yang sama dengan operasi bariatrik tanpa melakukan operasi itu. Jika percobaan lebih lanjut berhasil, di masa depan kita berpotensi memberikan jenis perawatan ini kepada lebih banyak pasien," lanjutnya, seperti dilansir IFL Science.
Meski begitu, riset ini masih memiliki kelemahan. Misalnya, jumlah responden yang terbilang sedikit. Jadi, perlu riset lain ditambah dengan uji klinis untuk mengonfirmasi temuan terbaru ini dan mempelajari dampaknya pada kesehatan jangka panjang pasien.
ADVERTISEMENT
"Obesitas dan diabetes tipe 2 dapat menyebabkan kondisi yang sangat serius dan berpotensi membuat kondisi mengancam nyawa, seperti kanker, stroke, dan penyakit jantung. Ada kebutuhan nyata untuk menemukan obat-obatan baru sehingga kita dapat meningkatkan dan menyelamatkan kehidupan banyak pasien," kata Tan.
"Meskipun ini adalah studi kecil, pengobatan hormon kombinasi baru kami terlihat menjanjikan dan telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesehatan pasien hanya dalam empat minggu. Dibandingkan dengan metode lain, pengobatan ini non-invasif dan mengurangi kadar glukosa hingga mendekati tingkat normal pada pasien kami.”