Seorang Bocah Laki-laki Meninggal Usai Terinfeksi Ameba Pemakan Otak

15 September 2019 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Nasib nahas menimpa seorang bocah laki-laki asal California, Amerika Serikat. Bocah yang nama dan usianya dirahasiakan itu meninggal dunia setelah terinfeksi ameba pemakan otak yang berasal dari sebuah kolam air panas.
ADVERTISEMENT
Kisah sedih ini dilaporkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam suatu laporan. Laporan bernama Morbidity and Mortality Weekly Report itu dipublikasikan pada 13 September 2019.
Kejadian ini terjadi pada Oktober 2018 lalu. Waktu itu, sang anak berenang di sebuah kolam air panas alami di California bernama Hot Ditch. Kolam itu merupakan salah satu tempat rekreasi yang sering dikunjungi orang.
12 hari kemudian, simtom mulai muncul di tubuh si bocah. Setelah dua hari mengalami demam, sakit kepala, serta muntah-muntah, anak kecil itu akhirnya dibawa masuk ke Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit di California. Di sana ia mengalami kegagalan sistem pernapasan.
Hasil pemeriksaan CT scan mengungkap adanya pembengkakan di otak. Ketika dokter melakukan pemeriksaan cairan otak, mereka menemukan adanya mikroorganisme Naegleria fowleri.
ADVERTISEMENT
N. fowleri adalah organisme sel tunggal yang hidup di perairan tawar. CDC menjelaskan, dia bisa masuk ke tubuh melalui hidung.
Ketika sampai di otak, ameba ini akan bertambah dalam jumlah banyak dengan memakan jaringan otak. Hal itu menyebabkan kondisi fatal yang disebut primary amebic meningoencephalitis (PAM). Ketika jaringan saraf di otak dirusak oleh ameba-ameba itu, otak akan membengkak.
Tapi, infeksi ameba ini terbilang langka terjadi. CDC melaporkan, sejak 1962 sampai 2018, ada 145 individu di AS yang diketahui terinfeksi N. fowleri. Meski begitu, infeksi ameba ini mematikan, sebab dari angka itu hanya empat orang yang berhasil sembuh.
Si bocah itu sendiri meninggal setelah mendapat pengobatan selama tiga hari di rumah sakit. Menurut laporan Live Science, ini adalah kasus PAM kesembilan di AS sejak pertama kali dilaporkan pada 1971.
ADVERTISEMENT
CDC mengatakan, perlu waktu lama untuk mengetahui suatu perairan terkontaminasi dengan N. fowleri. Mereka menyarankan orang yang berenang di perairan hangat untuk melindungi hidungnya tidak kemasukan air.
"Kasus semacam ini sangatlah langka, meski ada jutaan orang yang berenang di danau dan sungai tiap tahunnya," ujar Chris Van Deusen, juru bicara Texas Department of State Health Services.