Sesar Palu-Koro Bergerak Mendatar, tapi Kok Bisa Sebabkan Tsunami?

2 Oktober 2018 19:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tsunami Palu (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tsunami Palu (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo yang diikuti oleh tsunami menghantam Kota Palu, Sulawesi Tengah. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas Sesar Palu-Koro yang seakan membelah Pulau Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Nugroho Dwi Hananto, peneliti geofisika kelautan LIPI menjelaskan bahwa Sesar Palu-Koro melakukan aktivitas geser mendatar. Uniknya, biasanya kecil kemungkinan tsunami terjadi akibat gempa oleh pergerakan sesar dengan mekanisme geser mendatar.
"Gempa sesar mendatar cenderung tidak menimbulkan gerakan vertikal dasar laut yang biasanya menyebabkan tsunami," ujar Nugroho dalam acara konferensi pers bertajuk ‘Analisis LIPI untuk Gempa dan Tsunami Indonesia’ di Jakarta, Selasa (2/10).
Menurutnya, gempa akibat aktivitas sesar mendatar tidak begitu efektif menyebabkan tsunami. Ia mencontohkan kejadian gempa 8,5 Magnitudo di Cekungan Wharton di Samudra Hindia yang hanya menyebabkan tsunami setinggi 30 sentimeter.
Nugroho berpendapat bahwa ada beberapa hal yang membuat tsunami dengan menghantam Palu. Salah satunya adalah amplifikasi kekuatan tsunami akibat keadaan morfologi Teluk Palu.
ADVERTISEMENT
"Kawasan Teluk Palu hingga Donggala juga mempunyai bentuk mirip kanal tertutup dengan bentuk dasar laut yang curam. Akibatnya jika ada massa air laut datang, gelombangnya lebih tinggi dan kecepatannya lebih cepat," papar Nugroho.
"Keterjalan di dasar laut juga mengamplifikasi tsunami meningkatkan tinggi gelombang yang sampai ke pantai," tambahnya
Berdasarkan data yang ia punya, Nugroho menunjukkan keadaan morfologi Teluk Palu. Jadi dijelaskan bahwa ketika gelombang air akibat gempa memasuki Teluk Palu, persisnya ketika air lewat dari bagian dalam ke bagian dangkal, akan terjadi penambahan energi yang kemudian menjadi ombak tsunami yang sampai ke pantai.
Data geomorfologi Teluk Palu. (Foto: Sayid Mulki/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Data geomorfologi Teluk Palu. (Foto: Sayid Mulki/kumparan)
Di samping itu ia juga mengatakan bahwa ada kemungkinan kejadian longsor bawah laut setelah gempa yang turut menyebabkan tsunami. Namun kemungkinan ini masih akan diteliti lebih lanjut oleh para ahli.
ADVERTISEMENT
"Rencananya akan ada tim gabungan ke sana untuk melihat apakah longsor (di laut) benar terjadi. Hal ini penting dilakukan untuk membantu penanganan gempa dan tsunami ke depannya," imbuhnya.