'Surat Tuhan' Einstein Laku Terjual Rp 42 Miliar di New York

6 Desember 2018 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Albert Einstein (Foto: Public Domain/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Albert Einstein (Foto: Public Domain/Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sebuah surat hasil goresan tangan Albert Einstein yang berisikan pandangannya tentang Tuhan dan agama laku terjual dalam sebuah pelelangan di New York, Amerika Serikat. Terkenal juga sebagai "Surat Tuhan" atau "God Letter", surat yang ditulis pada 1954 itu laku terjual dengan harga 2,9 juta dolar AS atau sekitar Rp 42 miliar.
ADVERTISEMENT
Associated Press melaporkan surat itu terjual di rumah lelang Christie’s pada Selasa (4/11). Surat itu ditulis oleh Einstein setahun sebelum kematiannya.
Surat tersebut ditujukan kepada filsuf religius Jerman, Eric Gutkind, setelah ahli fisika itu membaca buku hasil karya Gutkind yang berjudul 'Choose Life: The Biblical Call to Revolt'.
Surat yang berisi pandangan Albert Einstein terhadap Tuhan dan Yahudi (Foto: Auction house Christie's)
zoom-in-whitePerbesar
Surat yang berisi pandangan Albert Einstein terhadap Tuhan dan Yahudi (Foto: Auction house Christie's)
Di awal surat, Einstein memuji Gutkind karena memiliki pandangan untuk berjuang dalam perbaikan dan penyempurnaan eksistensi, tapi Einstein kemudian mengkritik pandangan religius Gutkind.
"Kata Tuhan bagi saya hanyalah sebuah ekspresi dan produk dari kelemahan manusia, Bibel adalah sebuah koleksi cerita yang patut dimuliakan namun tetaplah merupakan legenda primitif," tulis Einstein dalam bahasa Jerman di surat itu.
"Tidak ada interpretasi, tak peduli betapa halus, yang bisa mengubah pandanganku tentang hal tersebut," tambahnya.
Albert Einstein. (Foto: ParentRap via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Albert Einstein. (Foto: ParentRap via Pixabay)
Selain itu, Einstein juga menuliskan kritik terkait identitas Yahudi. Secara spesifik, ia mempertanyakan penekanan bahwa umat Yahudi adalah orang-orang terpilih.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang Yahudi, yang dengan bangga saya adalah bagian darinya dan mentalitasnya yang saya rasakan kuat, tidak memiliki martabat yang berbeda dari orang lain," kata ilmuwan asal Jerman itu.
"Berdasarkan pengalaman saya, mereka (orang Yahudi) tidak lebih baik dari kelompok manusia lainnya, bahkan jika mereka terlindungi dari peristiwa buruk akibat kurangnya kekuatan. Saya tidak melihat mereka sebagai orang-orang terpilih."
Sebelumnya, Peter Klarnet, spesialis senior buku dan manuskrip di Christie's, mengatakan bahwa surat Einstein tersebut merupakan salah satu pernyataan definitif dalam perdebatan agama dan ilmu pengetahuan. Klarnet menjelaskan bahwa sepanjang kariernya, Einstein tidak ragu untuk bergabung dalam perdebatan itu.