Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tessa Kaunang Jalani Terapi Laser Vagina, Amankah?
19 Oktober 2018 19:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Selebriti Tessa Kaunang baru saja selesai menjalani terapi laser vagina Jumat (19/10) pagi . Terapi tersebut diklaim mampu mengatasi berbagai masalah kewanitaan.
ADVERTISEMENT
"Saya mau melakukan perawatan Laser V untuk meremajakan bagian alat vital atau vagina. Untuk kesehatan, banyak banget yang ada di dalam Miss V kita sebagai cewek, banyak banget yang belum saya tahu," kata Tessa saat ditemui di kawasan Otista, Jakarta Timur, Jumat (19/10).
Namun amankah terapi laser vagina untuk meremajakan alat vital perempuan itu?
Menurut Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, prosedur peremajaan vagina menggunakan laser bisa memiliki risiko berbahaya.
Live Science melaporkan bahwa pada 30 Juli 2018, FDA mengeluarkan peringatan mengenai penggunaan prosedur tersebut, yang mengklaim bisa mengobati simtom serta kondisi pada vagina, seperti vagina kering, rasa sakit saat bercinta, dan fleksibilitas vagina.
ADVERTISEMENT
Prosedur terapi laser vagina diketahui dilakukan dengan menggunakan laser atau alat frekuensi radio untuk mengubah bentuk jaringan vagina. Meski alat-alat tersebut telah mendapat izin untuk digunakan dalam mengobati kondisi tertentu, seperti lesi pra-kanker di bagian serviks, FDA mengatakan belum ada izin menggunakan alat-alart itu untuk meremajakan vagina.
The Guardian melaporkan bahwa biasanya dalam prosedur peremajaan vagina , sebuah alat dimasukkan ke dalam vagina untuk memanaskan atau melaser jaringan vagina.
Prosedur non-bedah ini biasanya memakan waktu sekitar satu jam dan keamanannya masih belum diketahui karena kurangnya riset serta pengujian yang dilakukan.
FDA juga mengatakan bahwa prosedur peremajaan vagina memiliki beberapa efek samping berbahaya, seperti luka bakar pada vagina, rasa sakit saat berhubungan badan, dan rasa sakit kronis.
ADVERTISEMENT
"Produk-produk ini memiliki risiko serius dan tidak memiliki bukti yang cukup untuk mendukung pemakaian mereka untuk hal peremajaan vagina," ujar Scott Gottlieb, Komisaris FDA.
"Kami benar-benar khawatir perempuan malah berada dalam kondisi berbahaya," tambah Gottlieb.
FDA juga telah mengirimkan surat peringatan ke tujuh perusahaan mengenai pemasaran yang tidak tepat atas alat mereka yang dijual sebagai alat peremajaan vagina.
"Pemasaran yang menipu atas terapi yang belum dibuktikan tidak hanya menyebabkan cedera. Hal itu juga bisa membuat beberapa pasien malah tidak mendapatkan terapi yang sesuai untuk mengobati kondisi medisnya," kata Gottlieb.
Sementara itu, Paul Banwell, konsultan bedah plastik dan juga anggota British Association of Aesthetic Plastic Surgeons, mengatakan diperlukan riset untuk mengonfirmasi manfaat dari terapi ini pada kesehatan perempuan.
ADVERTISEMENT
"Seluruh area mengenai peremajaan vagina perlu secara hati-hati dipelajari, termasuk kemanjuran serta keamanannya, alat apa yang digunakan, siapa yang menggunakannya, dan yang paling penting bagaimana potensi manfaatnya disampaikan ke publik," ujar Banwell kepada The Guardian.
Tanggapan klinik tempat terapi laser vagina Tessa Kaunang
Tessa Kaunang diketahui menjelani terapi laser vagina ini di JT Clinic. Menanggapi tulisan soal risiko terapi laser vagina menurut FDA AS ini, pihak Humas JT Clinic memberi tanggapan kepada kumparanSAINS melaui email. Mereka mengklaim bahwa prosedur terapi laser vagina di JT Clinic "menggunakan Laser CO2 Ablatif dengan power dan kedalaman yang terukur, dan dikerjakan oleh dokter yang ahli di bidangnya."
Juni Tjahjati, dokter yang bertugas di klinik ini menjelaskan, "Laser Vagina yang dilakukan di JT Clinic dilalui dengan 7 tahapan: Pengecekan, Treatment Ozone V, tahap Desinfeksi, Light Shower, Laser V, Massage & lymphatic, tahan Terapi."
ADVERTISEMENT
Dijelaskan oleh Juni, urutan Laser V yang lengkap seperti itu hanya bisa didapatkan di JT Clinic, karena pada umumnya klinik-klinik lain di Indonesia hanya memberikan 2-3 poin urutan saja dari 7 poin perawatan tersebut.