Tingginya Angka Kelahiran secara Caesar Picu Kekhawatiran

15 Oktober 2018 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Lahir melalui Operasi Caesar (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Lahir melalui Operasi Caesar (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah bayi yang lahir melalui operasi caesar meningkat pesat. Pada 2000 diperkirakan ada 12 persen kelahiran bayi di seluruh dunia melalui metode ini. Angka tersebut naik menjadi 21 persen pada 2015.
ADVERTISEMENT
Kelahiran melalui operasi caesar kini banyak dilakukan berdasarkan pilihan pribadi seorang ibu, bukan alasan medis dokter, meski ibu dan bayinya dalam kondisi sehat dan aman. Tak heran, hal ini menyebabkan angka bayi yang lahir via operasi caesar terus meningkat.
Peningkatan ini ternyata mengkhawatirkan sejumlah ahli kesehatan dunia. Tiga makalah ilmiah terbaru menyebutkan, persalinan caesar tanpa alasan medis justru bisa menimbulkan efek samping pada ibu dan bayinya.
Itulah mengapa badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengeluarkan buku panduan untuk membantu menurunkan angka tindakan operasi caesar yang dilakukan tanpa alasan medis.
“Hamil dan melahirkan adalah proses yang normal, dan sebagian besar aman,” kata Dr Marleen Temmerman, profesor dari Aga Khan University di Kenya dan Ghent University di Belgia, seperti dilansir Science Alert.
Ilustrasi Operasi Caesar (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Operasi Caesar (Foto: Pixabay)
Dalam hasil studi yang dilakukan oleh Temmerman dan telah dipublikasikan di jurnal The Lancet, ditemukan bahwa pemulihan pada ibu yang melahirkan melalui operasi caesar ternyata lebih rumit. Studi lain menunjukkan operasi caesar bisa meningkatkan risiko kematian sebanyak 60 persen, dan terkadang hingga 700 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kelahiran secara caesar pun menimbulkan risiko komplikasi seperti pendarahan dan kehamilan ektopik pada sang ibu. Bukan hanya pada ibu, anak yang lahir melalui operasi caesar pun dikhawatirkan akan lebih mudah terkena masalah kesehatan seperti obesitas, asma, diabetes, dan alergi makanan, atau bahkan lahir dalam kondisi telah meninggal.
"Operasi caesar adalah operasi besar yang berisiko dan dibutuhkan pertimbangan yang cermat sebelum dilakukan," kata Jane Sandall, ahli kesehatan ibu di King's College London, Inggris.
Ilustrasi Operasi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Operasi (Foto: Pixabay)
"Operasi caesar semakin banyak dilakukan untuk tujuan non-medis dapat menimbulkan risiko komplikasi yang sebenarnya dapat dihindari, dan kami menganjurkan operasi caesar hanya dilakukan ketika diperlukan secara medis."
Operasi caesar tanpa alasan medis umumnya dilakukan oleh ibu yang memiliki status ekonomi tinggi dan dilakukan dengan alasan takut melalui proses kelahiran normal. Mereka khawatir akan terjadi kerusakan pada dasar panggul serta berkurangnya kemampuan untuk berhubungan seksual.
ADVERTISEMENT