‘Tsunami Es’ Hantam New York, Ahli Meteorologi Jelaskan Penyebabnya

27 Februari 2019 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Tsunami Es' di New York, AS Foto: Town of Hamburg Emergency Services
zoom-in-whitePerbesar
'Tsunami Es' di New York, AS Foto: Town of Hamburg Emergency Services
ADVERTISEMENT
Awal pekan ini, Senin (25/2), masyarakat di sebuah wilayah kecil Kota New York, Amerika Serikat, dikejutkan oleh berbagai rekaman video dan foto "tsunami es" yang viral. Salah satu rekaman video kejadian ini disebarkan juga oleh Kepolisian di Taman Niagara yang memperingatkan warga agar mengevakuasi diri selekasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam video dan foto yang beredar, bongkahan es tampak menumpuk laiknya benteng di sisi pantai sehingga menimbulkan kepanikan bagi khalayak.
Peristiwa tersebut tak hanya unik dan langka, tapi juga berbahaya. Andrew Futrell, administrator Geographic Information Systems (GIS) atau Sistem Informasi Geografis di North Carolina State University, mengatakan tsunami es ini “sanggup melibas bangunan-bangunan."
Selain itu, Futrell juga mengatakan pada dasarnya peristiwa itu merupakan proses yang sama dengan amukan badai. Hanya saja, peristiwa kali ini melibatkan suhu di bawah beku.
'Tsunami Es' di New York, AS Foto: Town of Hamburg Emergency Services
Kasus yang berlangsung selama akhir pekan kemarin di sepanjang Danau Erie ini juga disebabkan oleh angin topan yang berkekuatan lebih dari 113 kilometer per jam. Maka tak mengejutkan bila es dapat menumpuk dengan cepat di sisi pantai.
ADVERTISEMENT
Penyebab ‘Tsunami Es’
Lazimnya, bongkahan es banyak tercipta di musim semi ketika danau beku mulai mencair. Selama masa peralihan ini, es biasanya akan mengambang bebas di danau dan hanya menghadapi sedikit gesekan atau hambatan. Oleh karenanya, tatkala angin bertiup sangat kencang, bongkahannya akan selekasnya bergerak ke tepian.
“Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan digerakkan oleh angin di perairan terbuka. Semakin panjang dan lebar (cakupan) angin, semakin besar gelombang badai (yang tercipta olehnya). Juga, semakin sering angin konstan bertiup, semakin besar penumpukan lonjakannya,” tutur Futrell yang juga dikenal sebagai ahli meteorologi, sebagaimana dikutip dari IFLScience.
'Tsunami Es' di New York, AS Foto: Town of Hamburg Emergency Services
Angin yang terus-menerus berhembus selama beberapa jam ke arah pantai membuat es bergerak tanpa jeda. Momentum ini membawanya ke darat dan terus memaksanya masuk ke daratan sampai akhirnya gesekan yang cukup kuat dapat menangkal angin dan memaksa bongkahan tertahan. Saat bongkahan sudah berada di daratan, gesekan tanah menyebabkan es menumpuk ke atas; membentuk benteng saat melambat.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, kendati sampai sekarang situasinya masih relatif aman, Futrell menyarankan penduduk supaya membersihkan bongkahan dari daratan. Sebab, bukan tidak mungkin bongkahan es tersebut akan menimbulkan banjir saat mulai mencair.