Ducati soal Protes Usai MotoGP Qatar: Ini Lebih ke Unsur Politis

12 Maret 2019 13:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso usai memenangi balapan MotoGP Qatar 2019. Foto: twitter/ducatimotor
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso usai memenangi balapan MotoGP Qatar 2019. Foto: twitter/ducatimotor
ADVERTISEMENT
Kemenangan Andrea Dovizioso pada MotoGP Qatar 2019 di Sirkuit Losail, Senin (11/03/2019) dini hari WIB, tak bisa dinikmati sepenuhnya. Pasalnya, ada empat tim pabrikan tak bisa menerima kemenangan Dovi begitu saja.
ADVERTISEMENT
Dovi memastikan kemenangan MotoGP Qatar usai meladeni pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, dalam pertarungan yang sengit. Saat menyentuh garis finis, rider Ducati itu hanya unggul 0,023 detik atas Marquez.
Bagi Dovi, kemenangan ini mengulang sukses pada MotoGP Qatar 2018. Situasinya pun hampir sama. Ia harus terlebih dulu melawan Marquez yang menyerang hingga tikungan terakhir. Sayang, perjuangan keras Dovi untuk merebut podium juara kali ini tidak begitu saja diterima.
Tercatat, empat pabrikan mengajukan protes kepada Race Director terkait perangkat aerodinamika pada swing arm (lengan ayun) yang diyakini bisa mendinginkan ban belakang. Empat pabrikan itu adalah Aprilia, KTM, Honda, dan Suzuki.
Pihak MotoGP telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa perangkat tersebut bukan sesuatu yang ilegal. Namun, keempat pabrikan itu justru membawanya ke Pengadilan Banding MotoGP. Keputusan diharapkan keluar dalam beberapa hari ke depan.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya ini adalah pertanyaan yang lebih ke unsur politis ketimbang olahraga. Sebelumnya kami telah melihat bagaimana orang mencoba untuk menghalangi inovasi aerodinamika Ducati. Dan sudah berulang kali kami mengatakan bahwa itu tak berdampak pada kejuaraan," tutur Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, seperti dilansir Motorsport.
Ya, protes terhadap Ducati terkait inovasi perangkat mereka memang bukan yang pertama. Pada akhir musim 2015, sempat ada protes mengenai perangkat winglet (sayap) yang dipasang Ducati. Akibat adanya banyak protes, perangkat tersebut pun dilarang mulai musim 2017.
Pada akhirnya, mereka mencari solusi dengan pembuatan fairing aerodinamis. Fungsinya hampir sama seperti winglet. Fairing ini menghasilkan lebih banyak downforce (gaya tekan ke bawah) yang akan membantu pebalap saat berupaya untuk mencapai top speed.
ADVERTISEMENT
"Kami tenang karena kami sadar telah mengikuti regulasi teknis. Ada surat yang diedarkan kepada tim pada 2 Maret. Isinya dengan jelas menentukan bagaimana Anda bisa menggunakan deflektor jenis ini di bagian belakang motor. Jika kami menganggap hal itu bisa menciptakan risiko sanksi, kami tak akan melakukannya," jelas Ciabatti.
Kabarnya, perangkat yang diprotes itu membantu mengarahkan udara ke arah ban belakang. Ini untuk membantu pencegahan panas yang berlebihan pada ban belakang dan berpotensi memberikan manfaat pada aerodinamika.