Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pemerintah Turki Buru Enes Kanter untuk Diekstradisi
17 Januari 2019 16:27 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Untuk semua kritik yang dia lancarkan terhadap Recep Tayyip Erdogan, ada harga mahal yang harus dibayar Enes Kanter . Pemerintah Turki saat ini dikabarkan tengah berusaha mengekstradisi pemain New York Knicks itu dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut pertama kali disampaikan oleh media Turki pro-Erdogan, Daily Sabah, serta kantor berita pemerintah, Anadolu. Dalam laporannya, mereka menyebutkan langkah ekstradisi tersebut diambil pemerintah Turki karena Kanter dianggap memiliki hubungan dekat dengan Fethullah Guelen, ulama yang dikambinghitamkan atas upaya kudeta militer 2016.
Dalam upaya mengekstradisi Kanter, sejumlah jaksa Turki di Istanbul telah menghubungi Interpol untuk meminta red notice. Red notice sendiri merupakan permohonan resmi untuk mencari dan menangkap seseorang yang akan diekstradisi.
Ekstradisi ini merupakan kelanjutan dari dakwaan yang dijatuhkan pemerintah Turki pada 2017 kepada Kanter soal keterlibatannya dengan Guelen. Dakwaan itu muncul setelah Kanter diketahui menjalin kontak dengan sejumlah orang dekat sang ulama.
Berita itu sendiri langsung mendapat respons dari Kanter . Lewat akun Twitter-nya, pemain yang berposisi sebagai center itu berkata, "Pemerintah Turki sama sekali tidak punya bukti bahwa aku telah berbuat kesalahan. Di Amerika saja aku tidak pernah ditilang. Aku adalah orang yang selalu taat hukum. Satu-satunya hal yang kuteror adalah ring basket."
ADVERTISEMENT
Dengan adanya upaya ekstradisi ini artinya relasi buruk Kanter dengan pemerintah Turki telah memasuki babak baru. Sebelumnya, Ankara telah mencabut paspor pria kelahiran Zuerich, Swiss, tersebut sehingga dia tidak bisa masuk ke Rumania pada Mei 2017.
Kanter sendiri, pada awal bulan ini, memutuskan untuk tinggal di New York ketika Knicks harus menjalani pertandingan kontra Washington Wizards di London. Secara gamblang, sosok 26 tahun itu berujar bahwa dia takut dibunuh oleh agen-agen pemerintah Turki.
Enes Kanter bukan satu-satunya orang dari keluarga Kanter yang menjadi sasaran represi rezim Erdogan. Ayah Enes, Mehmet Kanter, dijatuhi hukuman penjara 15 tahun pada Juni 2018 lalu. Sebelumnya, Mehmet Kanter juga telah kehilangan pekerjaan sebagai dosen karena dituduh telah menjalin kontak dengan pendukung Guelen.
ADVERTISEMENT
“Terakhir kali aku berkunjung ke Turki pemerintah menghancurkan sekolah saudaraku, memenjarakan dokter gigiku beserta istrinya. Mereka juga memenjarakan seseorang karena anaknya berfoto denganku dan mengejar seorang komedian hanya karena dia berbincang denganku di Twitter,” tulis Kanter pada kolomnya di majalah Time edisi September 2018.
“Hal yang lebih parah tentu menimpa keluargaku. Saudara-saudaraku dirundung di sekolah. Teman-temanku takut untuk berhubungan denganku. Ayahku kehilangan pekerjaannya dan dapat dipenjara selama 10 tahun lebih," tambahnya.