SEA Games 2019: Menanti Tuah Jonatan Christie, si Spesialis Multievent

3 Oktober 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie saat di temui kumparan di PBSI, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie saat di temui kumparan di PBSI, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie masuk ke dalam daftar atlet yang dikirimkan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk mentas di SEA Games 2019 Filipina. Sosok berusia 22 tahun itu diproyeksikan turun di nomor perorangan tunggal putra dan beregu.
ADVERTISEMENT
Hadirnya Jonatan di dalam skuat bulu tangkis 'Tanah Air' boleh dibilang menjadi amunisi berharga untuk memperbesar kans merebut medali emas. Pasalnya, jebolan PB Tangkas tersebut memang terbukti punya reputasi mentereng saat turun di multievent.
Jonatan sebelumnya sudah pernah ikut pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain menyumbangkan emas di nomor beregu, sosok yang pernah menjadi cameo dalam film 'King' itu berhasil mempersembahkan emas di nomor perorangan tunggal putra.
Satu tahun berselang, label spesial multievent akhirnya disematkan kepada Jonatan. Ia secara mengejutkan mampu meraih medali emas perorangan tunggal putra Asian Games 2018. Pada partai final yang tersaji di Istora, GBK, ia mengalahkan wakil Taiwan, Chou Tien Chen.
Jonatan Christie setelah usai melawan Chou Tien-chen pada laga final tunggal putra di Asian games 2018 di Jakarta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Prestasi Jonatan di pentas multi ajang berbanding terbalik ketika ia mentas di turnamen BWF. Memang tahun ini ia sukses menyegel gelar Selandia Baru Terbuka dan Australia Terbuka 2019, namun dua ajang tersebut cuma masuk kategori BWF World Tour Super 300.
Sementara di level superseries (500 atau lebih), Jonatan belum bisa berbicara banyak. Capaian terbaiknya paling anyar adalah menjejak partai final Jepang Terbuka 2019, Jonatan belum bisa mengatasi perlawanan tunggal putra terbaik dunia, Kento Momota.
Kendati begitu kontras torehan yang didapatkan pada turnamen perorangan dan multievent, Jonatan tak ambil pusing. Ia ingin fokus bermain semaksimal mungkin di multi-ajang, serta terus berupaya meraih gelar pertamanya di superseries.
"Pertama yang namanya berkat itu tak bisa pilih-pilih juga, itu sudah dikasih. Tapi, siapa juga yang tak mau juara superseries, siapa juga yang tak mau juara multievent?," ucap Jonatan.
ADVERTISEMENT
"Lee Chong Wei juga kalau ditanya mungkin ingin juara multievent, superseries mungkin dia sudah bosan. Tapi, ya, memang belum rezeki," kata Jonatan saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019).
"Saya kemarin-kemarin juga sudah sempat final 'kan (di Jepang), tapi yang memang belum rezekinya saja. Tetap itu (gelar superseries) akan saya kejar terus. Itu juga jadi PR saya, saya ingin raih gelar pertama di superseries," tuturnya menambahkan.
Jonatan Christie pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Kamis (22/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Spesialisasinya di turnamen multievent diharapkan bisa mengantar Jonatan untuk berbicara lantang di Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Bukan tidak mungkin, rapor emas Jonatan ketika mentas di multi-ajang bisa mengulang memori emas tunggal putra Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004.
"Saya berharap juga itu. Semua orang berpikir ke Olimpiade. Namanya atlet bulu tangkis gelar yang paling kita mau adalah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia. Enggak mungkin saya jadi pemain ingin juara Malaysia Open saja, 'kan enggak," ucap Jonatan.
ADVERTISEMENT
"Koh Hendry (pelatih tunggal putra) juga bilang enggak masalah kalau belum bisa meraih gelar juara superseries, tapi target ke Olimpiade. Kita jadikan pelajaran, mungkin misalnya saya masih kalah sama si A, kita pelajari buat Olimpiade nanti," pungkasnya.