Berapa Bujet Ideal untuk Membeli Skincare?

15 Februari 2019 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skipcare, tren skincare terbaru milenial Korea Selatan Foto: dok. Instagram/@innisfree
zoom-in-whitePerbesar
Skipcare, tren skincare terbaru milenial Korea Selatan Foto: dok. Instagram/@innisfree
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan, skin care menjadi produk kecantikan wajib yang tak boleh dilewatkan. Beragam manfaat skin
ADVERTISEMENT
care seperti mencerahkan wajah, menghaluskan kulit, dan menghilangkan kerutan membuat kita rutin menggunakannya di pagi dan malam hari.
Tak heran, banyak dari kita rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli skincare. Bahkan tak tanggung-tanggung, skin care seharga jutaan rupiah pun dibeli demi mendapatkan kulit wajah yang terawat.
Lantas sebenarnya, berapa biaya yang ideal dikeluarkan untuk membeli skin care?
kumparanSTYLE sempat berbincang dengan perencana keuangan Ligwina Hananto. Ia mengatakan, besaran biaya yang dikeluarkan untuk membeli skin care tergantung dari pendapatan masing-masing sehingga tidak ada patokan pasti.
Ilustrasi Skincare Foto: Shutterstock
Secara garis besar, pendapatan terbagi ke dalam lima kategori pengeluaran. Yakni cicilan atau utang sebanyak 30 persen, pengeluaran rutin antara 40 sampai 60 persen, tabungan 10 sampai 30 persen, dana sosial 2,5 persen (lebih dari 2,5 persen diperbolehkan), dan dana untuk gaya hidup maksimal 20 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan skin care masuk ke dalam pengeluaran rutin bersamaan dengan pengeluaran lainnya, seperti membeli beras, lauk-pauk, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
"Kalau skin care biasa seperti drugstore masuk pengeluran rutin tidak apa-apa. Tetapi kalau ada skin care khusus yang kita tahu khasiatnya bagus dan cocok dipakai tapi bujetnya tidak cukup, bikin rekening khusus untuk beli skin care," tutur Ligwina pada kumparanSTYLE di Patio Venue, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, perlu ada dana yang disiapkan di rekening terpisah untuk berbelanja apa saja, termasuk juga membeli skin care. Karena terkadang perempuan lebih memilih untuk membeli skin care dari brand ternama yang justru harganya cukup mahal dan tidak mungkin membelinya lewat pendapat rutinnya.
ADVERTISEMENT
"Tidak masuk akal kalau kita beli skin care mahal tapi kita enggak punya uangnya. Nah, boleh nggak diada-adain uangnya? Ya bisa, nabung saja sebulan Rp 200 ribu. Dalam 6 bulan jadi Rp 1,2 juta. Bisa beli 1 botol skin care yang masa pakainya 3 sampai 4 bulan deh," jelas perempuan 37 tahun itu.
Kandungan skincare Foto: Dok. Thinkstock
Ia tidak menyarankan untuk menggunakan kartu kredit untuk membeli skin care dengan sistem cicilan hingga enam bulan. Tetapi, jika Anda membeli skin care dengan kartu kredit dan akan membayar lunas saat tagihan datang, hal itu tidak masalah.
"Kan tidak lucu jika krim wajah yang kita pakai habis dalam 3 atau 4 bulan, tapi bayarnya ngutang 6 bulan. Keburu habis duluan sebelum lunas utangnya. Saya tidak setuju kalau beli skin care pakai kartu kredit," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Prinsipnya, keinginan merawat diri dengan memberikan yang terbaik untuk tubuh dan wajah, bukan berarti harus membuat diri bangkrut. Hal tersebut menurut Ligwina termasuk perbuatan yang tidak bijak. Terapkan pola pikir 'jika ada pengeluaran lain yang prioritasnya lebih penting, harus ada sesuatu yang dikorbankan.'
"Misalnya kita biasanya liburan dua kali setahun, tapi karena ingin beli skin care mahal, ya jadi liburan setahun sekali saja. Buat saya, merawat tubuh itu prioritas tinggi. Saya capek kerja, masa saya tidak menikmatinya? Karena, siapa lagi yang bisa merawat diri kita kalau bukan kita sendiri?," tutup Ligwina.