Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Cerita Putri Ayako dari Jepang yang Relakan Gelar Kerajaan demi Cinta
29 Juni 2018 10:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Menjadi bagian dari anggota kerajaan, bukanlah sesuatu yang mudah. Mereka harus mampu untuk menjalani kehidupan dalam berbagai tekanan, aturan, tradisi, dan norma yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Terkadang, urusan percintaan pun menjadi sesuatu yang ‘sulit’ untuk dijalani. Tak jarang, beberapa anggota kerajaan mengharuskan putra dan putrinya untuk menikahi sesama darah biru.
Namun, nyatanya, banyak yang menemukan kisah percintaan bersama orang-orang ‘biasa’, alias yang tak memiliki latar belakang bangsawan. Sebut saja, Pangeran William yang menikahi Kate Middleton di 2011. Kate bukanlah seorang perempuan berdarah biru. Meski demikian, Kate memang berasal dari keluarga terpandang.
Hal ini diumumkan secara resmi oleh Japan Imperial Household yang menyatakan Putri Ayako akan menikahi pria pilihannya, Kei Moriya, pada musim gugur mendatang.
ADVERTISEMENT
Putri Ayako dan Kei bertemu saat keduanya bekerja di NYK Line. Ayako sendiri sebenarnya diperkenalkan oleh sang ibu kepada Kei untuk urusan pekerjaan. Namun, tak disangka, keduanya malah jatuh cinta.
Ayako dan Kei akan resmi bertunangan pada Agustus, yang disusul dengan pesta pernikahan di Oktober mendatang. Setelahnya, Ayako baru akan melepaskan keluarga kerajaan.
Ayako bukanlah perempuan kerajaan Jepang pertama yang mengambil keputusan sulit ini. Tahun lalu, Putri Mako juga sama-sama ‘mengikhlaskan’ gelar royal-nya untuk menikahi kekasih di masa kuliahnya.
Bagaimana menurut Anda? Jika Anda adalah Ayako, akankah Anda merelakan titel kerajaan demi cinta?