Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Distributor China Hentikan Penjualan Dolce & Gabbana
27 November 2018 8:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sadar kampanye #DGLovesChina menimbulkan asumsi negatif, Dolce & Gabbana segera menghapus ketiga videonya di Weibo. Namun postingan ini terlanjur menyebar dan memancing amarah netizen China.
Sebagai akibatnya, Dolce & Gabbana pun terpaksa membatalkan fashion show akbarnya (yang seharusnya digelar) di Shanghai pada Rabu (21/11) lalu. Rumah mode Italia ini pun harus ikhlas kehilangan jutaan dolar.
Tak berhenti sampai di situ, Dolce & Gabbana harus menelan pil pahit saat sederet selebriti China ikut memboikot Dolce & Gabbana. Misalnya, aktris Zhang Ziyi yang berpendapat bahwa Dolce & Gabbana merusak dan menjatuhkan martabatnya sendiri.
Begitu pula dengan idola pop China Karry Wang dan Dilireba yang selama ini menjadi brand ambassador Dolce & Gabbana . Keduanya kompak akan mengakhiri semua kontrak dan kerja sama yang terjalin dengan rumah mode besutan Steffano Gabbana ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa retailer dan department store di China bahkan berhenti menjual produk Dolce & Gabbana di gerainya. Salah satunya adalah Lane Crawford.
"Dengan hormat kepada pelanggan kami, kami sudah menghentikan Dolce & Gabbana dari seluruh toko kami di China, online, dan di Hong Kong," tegas Andrew Keith, presiden Lane Crawford seperti dikutip dari Standard.
Produk-produk Dolce & Gabbana juga ditarik dari Alibaba, e-commerce terbesar asal China. Begitu pula dengan bandara Haikou Meilan di Hainan, China.
Melihat masifnya dampak negatif yang ditimbulkan, Steffano dan Domenico Dolce selaku founder Dolce & Gabbana menyampaikan permintaan maafnya lewat sebuah video.
"Kami menyukai budaya China dan masih terus belajar. Kami sungguh menyesal karena sudah berbuat kesalahan lewat cara kami mengekspresikan diri. Kami tak akan pernah melupakan pengalaman ini dan memastikan hal seperti ini tak terulang lagi. Dari lubuk hati terdalam, kami mohon maaf," tutup Steffano.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini