Power Woman: Melinda Gates, Memajukan Perempuan Lewat Teknologi

6 November 2018 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melinda Gates, Co-Chair Bill & Melinda Gates Foundation. (Foto: IG: @melindafrenchgates)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda Gates, Co-Chair Bill & Melinda Gates Foundation. (Foto: IG: @melindafrenchgates)
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang mungkin mengenal Melinda Gates sebagai istri dari pendiri perusahaan perangkat lunak raksasa Microsoft Corporation, Bill Gates.
ADVERTISEMENT
Namun di balik nama suaminya, Melinda Gates terkenal dengan perannya sebagai filantropi sejati yang peduli terhadap kesehatan dan upaya pemberantasan kemiskinan di dunia. Ia juga memiliki cita-cita mulia, yaitu meningkatkan peran perempuan di bidang teknologi.
Kesuksesan Melinda sebagai seorang filantropi bisa dilihat dari pencapaiannya sebagai Co-Chair dari Bill & Melinda Gates Foundation yang berfokus pada kesehatan dan upaya mengakhiri kemiskinan secara global.
Melalui upaya penyediaan fasilitas dan perawatan kesehatan yang layak untuk ibu melahirkan, ia dan yayasannya turut berperan dalam menurunkan angka kematian ibu di Ethiopia menjadi 57 persen sejak tahun 1990.
Atas kerja kerasnya itu, Melinda berhasil menduduki posisi ketiga dalam daftar World’s 100 Most Powerful Women versi majalah Forbes tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, untuk meningkatkan jumlah perempuan di dunia teknologi, Melinda menjadi Co-Chair dari Komisi Pathway for Prosperity: Commission on Technology and Inclusive Development yang dirilis pada Januari 2018. Sebuah inisiasi yang dibentuk untuk memperbaiki ekonomi dunia melalui teknologi.
Konsistensinya dalam memerangi kemiskinan, meningkatkan fasilitas kesehatan, dan menembus batas-batas bagi perempuan membuat sosoknya patut dikenal untuk lebih dekat.
Awal Karier di Bidang Teknologi & Pertemuan dengan Bill Gates
Melinda dan Bill Gates. (Foto: REUTERS/Kamil Zihnioglu/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda dan Bill Gates. (Foto: REUTERS/Kamil Zihnioglu/Pool)
Perempuan bernama lengkap Melinda Ann French ini lahir di Dallas, Texas, Amerika Serikat pada 15 Agustus 1964. Memiliki ayah yang bekerja di bidang teknologi penerbangan sepertinya membuat Melinda juga tertarik terjun ke dunia yang sejak dulu didominasi oleh laki-laki itu.
Ia sendiri menyadari ketertarikannya terhadap dunia teknologi saat mengambil kelas matematika tambahan di Ursuline Academy, sebuah sekolah Katolik khusus perempuan.
ADVERTISEMENT
Untuk menyalurkan passion-nya di bidang teknologi, pada tahun 1987 Melinda memulai kariernya di Microsoft Corporation sebagai manajer produk yang mengembangkan produk multimedia dan interaktif.
Selama sembilan tahun di Microsoft, Melinda bekerja keras hingga akhirnya berhasil mencapai posisi sebagai general manager yang menangani seluruh produk informasi yang dihasilkan oleh Microsoft.
Melinda dan Bill Gates. (Foto: REUTERS/Kamil Zihnioglu/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda dan Bill Gates. (Foto: REUTERS/Kamil Zihnioglu/Pool)
Tidak hanya berhasil dalam berkarier, saat bekerja di Microsoft Melinda bertemu dengan Bill Gates, atasan yang kemudian menjadi suaminya. Melinda pertama kali bertemu dengan Bill Gates pada pameran dagang PC di Manhattan.
Ia menilai selera humor Bill dapat menyegarkan suasana di kantor. “Saat saya lihat kembali, Bill adalah sosok yang sama seperti laki-laki lain pada umumnya yang menjadi teman saya di kampus. Saya benar-benar terpikat dengan pemikirannya yang brilian dan rasa ingin tahunya,” ungkap Melinda kepada majalah Fortune.
ADVERTISEMENT
Keduanya menjalin hubungan selama enam tahun hingga akhirnya Bill meminang Melinda dan menikah di sebuah pulau pribadi di Pulau Hawaii Lanai pada tahun 1994 dan kemudian dikaruniai tiga orang anak.
Pada tahun 1996, Melinda resmi meninggalkan pekerjaannya di Microsoft untuk berfokus menjalani perannya sebagai ibu dan menjadi filantropi.
Menjadi Filantropi
Melinda Gates bersama dengan perempuan-perempuan di Burkina Faso. (Foto: IG: @melindafrenchgates)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda Gates bersama dengan perempuan-perempuan di Burkina Faso. (Foto: IG: @melindafrenchgates)
Melinda percaya bahwa hidup memiliki nilai kesetaraan yang tinggi. Ia yakin bahwa setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang layak, akses informasi dan layanan kesehatan yang memadai.
Dengan dasar pemikiran tersebut, di tahun 1994 ia dan Bill Gates mendirikan sebuah organisasi sosial bernama Bill & Melinda Gates Foundation. Organisasi non-profit yang berfokus meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengurangi kemiskinan secara global.
Sedangkan khusus untuk di wilayah Amerika Serikat, yayasan ini berupaya untuk memperluas peluang pendidikan dan akses teknologi informasi secara menyeluruh bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Melalui perannya sebagai filantropi selama 24 tahun ini, Melinda melihat langsung bahwa memberdayakan perempuan dan anak perempuan dapat membawa perubahan yang signifikan pada sektor kesehatan dan kesejahteraan bagi keluarga, komunitas, dan masyarakat di seluruh dunia.
Melinda Gates di Laboratorium Eliminate Dengue. (Foto: Melinda Gates via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda Gates di Laboratorium Eliminate Dengue. (Foto: Melinda Gates via Facebook)
Di tahun 2012, Melinda menjadi pelopor gerakan London Summit on Family Planning yang menginisiasi program keluarga berencana. Gerakan ini juga mendukung upaya pembagian alat kontrasepsi kepada sekitar 120 juta perempuan di negara-negara berkembang hingga tahun 2020 mendatang.
Sejak saat itu, Melinda semakin yakin bahwa kesetaraan gender merupakan salah satu jalan untuk membuat dunia menjadi lebih baik. “Jika saya memiliki tongkat ajaib, saya akan membuat 200 juta perempuan di seluruh dunia mendapat alat kontrasepsi detik ini juga untuk mengurangi angka kematian perempuan dan anak-anak perempuan karena hamil di usia dini,” tutur Melinda saat melakukan wawancara bersama Susan Goldberg, editor majalah National Geographic.
ADVERTISEMENT
Menembus Batas untuk Perempuan di Dunia Teknologi
Sri Mulyani dan Melinda Gates di seminar IMF-WB, Nusa Dua, Bali.  (Foto: Dok. Humas Kemenkeu)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani dan Melinda Gates di seminar IMF-WB, Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Humas Kemenkeu)
Sebagai perempuan yang memiliki minat tinggi di bidang teknologi, Melinda Gates memiliki mimpi dan harapan bagi perempuan agar mereka memiliki keterlibatan lebih di dunia teknologi.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, ia kini tengah membangun sebuah kantor yang mendedikasikan riset dan perhatiannya untuk meningkatkan jumlah perempuan di bidang teknologi, karena sejak tahun 1987 hingga 30 tahun kemudian, hanya ada satu dari lima perempuan yang menyandang gelar sarjana ilmu komputer.
Melinda ingin menembus batas-batas yang menghalangi perempuan dan anak-anak perempuan dalam mengembangkan potensinya di segala bidang, terutama bidang teknologi.
“Saya peduli terhadap ilmu komputer. Bagi saya, industri teknologi adalah salah satu tempat terbaik untuk bekerja saat ini. Jika saya bekerja lagi, saya akan bekerja di bidang ilmu biologi atau teknologi, atau kombinasi dari keduanya. Setiap perusahaan membutuhkan teknologi, namun hanya ada sedikit sekali perempuan yang memiliki peran di bidang teknologi. Hal itu tidak baik untuk komunitas kita. Kita harus mengubahnya,” ungkap Melinda Gates dalam wawancaranya bersama Wired tahun 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Melinda mengaku dirinya sedang belajar memahami soal perkembangan teknologi di berbagai negara. Pada Oktober lalu, Melinda adalah salah satu dari orang-orang penting yang hadir dalam pertemuan International Monetary Fund (IMF) yang diadakan di Nusa Dua, Bali.
Selain menghadiri pertemuan tersebut, Melinda ternyata memiliki agenda lain, yaitu untuk belajar mengenai perkembangan teknologi yang bisa memajukan sektor ekonomi di Indonesia dengan bertemu mitra-mitra dari GO-JEK.
Melinda Gates bertemu dengan mitra Go-Jek. (Foto: Gates Archive)
zoom-in-whitePerbesar
Melinda Gates bertemu dengan mitra Go-Jek. (Foto: Gates Archive)
Saat itu ia datang sebagai Co-Chair dari Komisi Pathways for Prosperity, sebuah komisi yang dibentuk untuk mengidentifikasi berbagai peluang baru dari negara berkembang agar dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dari segi teknologi dan pengembangan inklusif. Komisi ini diluncurkan pada tahun 2018 oleh Melinda bersama dengan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, dan Strive Masiyiwa pendiri dan CEO dari Econet.
ADVERTISEMENT
Melalui program komisi tersebut, Melinda akan terus belajar untuk bisa memahami secara langsung potensi teknologi digital dalam meningkatkan kesejahteraan dan membangun ekonomi inklusif. Ia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalankan misinya dalam meningkatkan jumlah perempuan di bidang teknologi.
Selain di bidang teknologi, Melinda dan Bill Gates sebelumnya telah memberi bantuan kepada Indonesia di bidang kesehatan melalui kerja samanya dengan Tahir Foundation. Bill & Melinda Gates Foundation bersedia melakukan investasi sebesar 130 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1.9 triliun dalam Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, serta 20 juta dolar AS atau setara dengan Rp 296 miliar yang akan digunakan untuk mendukung akses masyarakat terhadap program Keluarga Berencana.
ADVERTISEMENT
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme.